MabesBharindo,mojokerto– Di masa pandemi Covid-19, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) memiliki tugas tambahan. Yakni, melakukan pengawalan dan penjemputan jenazah pasien Covid-19 mulai dari Rumah Sakit (RS) hingga Tempat Pemakaman Umum (TPU).
Menyusul Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol Pp), Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhabinkamtibmas menjadi anggota Satuan Tugas (Satgas) Covid-19. Mereka juga terlibat dalam upaya tracing atau penelusuran kontak dekat pasien Covid-19. Di Polres Mojokerto memiliki Bhabinkamtibmas yang merupakan pasangan suami-istri.
Mereka adalah Aiptu Giri Setyoadi dan Aipda Dhina Kartika Sari. Aiptu Giri Setyoadi sebagai Bhabinkamtibmas Desa Banjaragung, Kecamatan Puri dan sang istri, Aipda Dhina Kartika Sari merupakan Bhabinkamtibmas Desa Kalen, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Aiptu Giri Setyoadi menjabat sebagai Bhabinkamtibmas Banjaragung sejak Desember 2020.
Sementara sang istri sudah menjadi Bhabinkamtibmas sejak lima tahun. Meski baru menjabat sekitar tujuh bulan, namun ratusan pemakaman pasien Covid-19 sudah dilakukan pengawalan bapak dua anak ini. Bahkan dalam waktu dua minggu, sudah ada 10 pasien warga Desa Banjaragung dilakukan pengawalan hingga peristirahatan terakhir.
“Karena kita menjadi anggota Satgas Covid-19 sehingga kita membantu untuk pemakaman, mulai pengawalan dan penjemputan jenazah dari rumah sakit sampai ke pemakaman. Untuk Bhabinkamtibmas, pengawalan dan penjemputan pasien Covid-19 di desa kita bertugas, namun saat piket bisa sampai satu kecamatan,” ungkapnya, Minggu (27/6/2021).
Meski hanya mengawal dan menjemput pasien Covid-19 paling terjauh dalam satu kecamatan, namun ia mengaku pernah sampai melakukan pengawalan dan penjemputan hingga lima kali dalam satu hari. Meski ada jedah waktu dalam prosesnya namun lima pemakaman tersebut berlangsung berkelanjutan.
“Iya pernah, sehari lima kali ngawal pemakaman pasien Covid-19. Mulai jam empat pagi sampai dua pagi, meski tidak dalam waktu yang sama tapi cukup melelahkan. Namun karena kembali ke tugas, ya harus dilaksanakan dan wajib. Namun alhamdulillah, dari ratusan pemakaman yang kita kawal tidak protes atau penolakan dari warga,” katanya.
Tugas salah satu menjadi Bhabinkamtibmas tidak lain adalah mendekatkan diri ke masyarakat sehingga tidak ada penolakan pemakaman pasien Covid-19 seperti di tempat lain. Aiptu Giri menjelaskan, pernah ada pasien Covid-19 meninggal bukan warga Desa Banjaragung dan dimakamkan di TPU Banjaragung, namun bisa diterima masyarakat.
“Iya bukan warga Banjaragung tapi dimakamkan di Banjaragung, tidak ada penolakan dari warga karena memang pasien ini dulu merupakan warga Banjaragung namun domisilinya tidak di situ. Alhamdulillah warga tidak menolak saat dimakamkan di TPU Banjaragung karena kita sebagai Bhabinkamtibmas kan mempunyai tugas melakukan pendekatan ke masyarakat,” tuturnya.
Bapak dari Gherdi Satrio Adipratama (12) dan Akbar Danis Adinatamaya (8) ini menuturkan, di saat bersamaan juga pernah melakukan pengawalan pasien Covid-19 bersama sang istri di desa mereka bertugas. Pasutri warga Miji Baru, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto ini mengaku selalu membawa baju ganti setiap kali melakukan pengawalan dan penjemputan pasien Covid-19.
“Pulang harus sudah bersih, baju direndam detergen karena kita juga tidak ingin keluarga di rumah tertular sehingga sebelum pulang sudah bersih. Mandi air hangat, minum vitamin. Takut ya takut, apalagi saat ini Covid-19 cukup ganas dibanding yang dulu. Sekarang yang meninggal tidak ada lansia, tapi muda juga ada,” jelasnya.
Kabupaten Mojokerto Tambah 11 Kasus Positif Covid-19 Total 249 Orang
Bupati Mojokerto Soroti Kendornya ‘Physical Distancing’
Tempat Wisata di Kabupaten Mojokerto Masih Ditutup
Dua Hari, Kabupaten Mojokerto Tambah 32 Pasien Positif Covid-19
Aiptu Giri mencontohkan, ada pasien Covid-19 yang malam sebelumnya masih bisa nongkrong, pagi mengeluh sakit dan siang meninggal. Sebagai anggota Polri, sudah menjadi tanggungjawab untuk melakukan pengawalan dan penjemputan pasien Covid-19 sehingga harus dilakukan dengan sabar, semangat dan tetap menjaga protokol kesehatan.
“Saya sudah pernah positif di awal-awal dulu. Jadi setiap kali saya turun ke masyarakat, keliling ke tempat-tempat keramaian, warung kopi, tempat-tempat yang berkerumun selalu kita berusaha untuk mengingatkan warga untuk disiplin protokol kesehatan. Semua untuk menjaga diri kita sendiri, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak baik karena Covid-19 tidak tampak. Jadi harus disiplin protokol kesehatan,” tegasnya
Komentar