Puslit Sukosari Lumajang Berinovasi Beras dan Tiwul Berbahan Baku Pisang

Manajer Penelitian Puslit Sukosari Lumajang, Nanik Tri Ismadi (Masker hitam) bersama tim saat menunjukan cara mengolah pisang menjadi beras, tiwul dan tepung.


Media MabesBharindo I Lumajang – Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari Lumajang terus mengembangan inovasi baru dalam mempertahankan pangan pokok salah satunya penemuan terbaru atau berinovasi yaitu, beras, tepung, minuman dan makanan tiwul yang berbahan baku pisang. Jenis yang bisa diolah adalah pisang Berlin, Emas, Moseng, Triolin dan pisang kapok Bali.

Sebagai unit usaha miliik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI  Puslit Sukosari Lumajang terus melakukan penelitian serta mengedukasi para petani  berinovasi hasil panen berbagai komoditas tanaman khususnya pisang.

Manajer Penelitian Puslit Sukosari Lumajang, Nanik Tri Ismadi secara  menuturkan, upaya peningkatan dalam mempertahakan pangan di masa pandemi Covid-19 perlu dilakukan. Hal ini kata Nanik sapaannya, untuk meningkatkan produkvitas serta meningkatkan perekonomian para petani dalam pengolahan hasil panennya.

“Kami bersama tim telah melakukan riset beberapa komoditas untuk dijadikan peluang bisnis serta mempertahankan pangan selama ini. Di wilayah Kabupaten Lumajang  sebagai central pisang  terbesar di Indonesia. Untuk itu, kami mulai mengembangkan buah pisang sebagai komoditas unggulan dengan berinovasi yakni, menciptakan beras berbahan pisang  sebagai bahan pokok utama nantinya,” ujar Nanik saat dihubungi, Selasa (21/9/2021)

Kata Nanik menyebutkan, penemuan baru tersebut sudah dilakukan sejak 2 tahun lalu ketika Covid-19 mulai melanda di Indonesia. Sementara dari hasil penelitian buah pisang memiliki kandungan  protein dan gizi cukup tinggi. Buah pisang memiliki serat 0,48 gram dan 2,05, gram. Sementara untuk  lemak 2,68 gram dan 2,44 gram dan persentase protein 7,39 gram dan 3,27 gram jika  di bandingkan beras pada umumnya.

“Beras ini sangat layak dikonsumsi bagi masyarakat luas. Beras pisang ini juga memiliki manfaat kesehatan dan kasiat cukup tinggi bagi penderita dieabet serta baik untuk pencernaan kita dan program diet,” jelas Nanik.

Disinggung peran pemerintah daerah maupun pusat dari hasil penemuan langka ini ? Nanik mengungkapkan, selama hasil penemuannya belum ada respon.. Untuk itu Nanik berharap, pemerintah daerah maupun pusat memberi dukungan penuh dengan hasil penemuannya tersebut yang memiliki pontensi tinggi mulai dari segi perekonomian rakyat (petani) pisang, pertahanan pangan serta peluang ekspor ke nagara lain cukup besar.

“Tentunya, kami berharap soal temuannya (dukungan) dari pemerintah. Dengan adanya dukungan ini tentunya kami akan terus berinovasi serta menciptakan beberapa komoditas yang ada di daerah ini untuk dikembangkan,” ungkap wanita paruh baya ini.

Menanggapi hasil penemuan Puslit Sukosari Lumajang, Direktur PTPN XI, R. Tulus Panduwidjaja mengatakan, pihaknya terus melakukan transformasi teknologi yang sedang dilakukan PTPN XI yang merupakan bagian dari PTPN Group menyasar semua bidang mulai dari core bussines, proses bisnis hingga aktivitas penelitian pengembangan salah satunya yang dilakukan Puslit Sukosari, Lumajang.

“Kami terus melakukan inovasi salah satunya adalah komoditas non tebu . Untuk itu, kami melakukan pengembangan produk pisang yang ditujukan sebagai alternatif pengganti makanan pokok untuk mendukung program pemerintah ketahanan pangan nasional. Diantaranya beras pisang, tiwul pisang dan tepung pisang dan kamipun membuka peluang bagi investor untuk bekerjasama dengan penemuan ini,” ungkap Tulus.(Red)

Komentar