Kolaborasi Unhas, Vastanesia, dan Mahasiswa Bertani, Panen Jagung Berkelanjutan di Moncongloe

Daerah262 Dilihat

Kegiatan Panen Jagung Oleh Mahasiswa Bertani di Kec Moncongloe, Kab Maros.


MBI | JAKARTA – Telah terlaksana kegiatan Panen Berkelanjutan Program Budidaya Komoditas Jagung di Lahan Universitas Hasanuddin (Unhas) Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, Sabtu (16/07/2022).

Kegiatan ini adalah ujung rangkaian dari Program Budidaya Komoditas Jagung kolaborasi Mahasiswa Bertani Unhas, Vestanesia (PT Karya Petani Indonesia), dan Fakultas Pertanian Unhas. Kegiatan ini melibatkan 60 peserta magang dari mahasiswa pertanian.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan Unhas Prof. drg. M. Ruslin, M. Kes, P.hD Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Ir. Salengke, M.Sc., Sakkir, S.KM, M.Kes, mewakili pihak swasta PT Karya Petani Indonesia yang juga merupakan Ketua IKA FKM Unhas.

Kemudian hadir juga Direktur Operasional PT Karya Petani Indonesia, Muh. Ilmi Ikhsan Sabur S.P., dan Sekjen Mahasiswa Bertani Indonesia, Arham, serta para peserta dan pendamping program magang mahasiswa bertani yang berjumlah sekitar 30 orang.

Program yang berlangsung mulai dari bulan April hingga Juli ini dilaksanakan untuk memberi ruang belajar bagi mahasiswa untuk bertani secara langsung, sehingga mereka bisa mengasah skill dan empati sebagai bekal pengalaman setelah sarjana.

Dalam sambutannya, Prof Ruslin sapaan akrab Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan Unhas, mengapresiasi kegiatan ini karena telah menyinergikan alumni dan mahasiwa untuk menjalankan Merdeka Belajar dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

“Ini adalah kegiatan positif bagi akademik dan kemahasiswaan karena mahasiswa bisa mengaplikasikan materi yang didapatkan dari ruang kuliah dan mengasah kreativitas, kerjasama, dan manajemen mahasiswa di luar ruang kuliah dan di bingkai dalam kegiatan bertani yang produktif,” ungkapnya.

Ke depannya, tambah Prof Ruslin, lahan tersebut bisa menjadi Wahana Pusat Pendidikan Agro-Komprehensif yang menjadi pusat belajar bagi mahasiswa pertanian, peternakan, dan perikanan dengan model terintegrasi sehingga tidak ada sisa limbah yang terbuang.

Baca Juga : 

“Oleh karena itu, kami sangat mendukung kegiatan ini dan akan membangun fasilitas , seperti pagar, gazebo, dan peralatan kerja pertanian untuk mahasiswa yang magang di sana,” tambahnya.

Hal yang senada juga disampaikan Dekan Fakultas Pertanian Unhas, Prof Salengke. Ia mengapresiasi semangat mahasiswa yang melaksanakan program ini dan berharap program tersebut dapat terus berlanjut dengan kombinasi pemanfaatan teknologi tepatguna sebagai bentuk implementasi pertanian milenial dan lahan pertanian dapat dikelola dengan semangat bertani dari Mahasiswa Pertanian.

Dalam sambutannya, Salengke menyampaikan rancangan program serupa yang akan memberdayakan mahasiswa di lahan seluas 1.000 hektar. Di lahan tersebut akan didorong pembudidayaan padi dan mahasiswa yang mengikuti program tersebut tidak diwajibkan mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Ia menjelaskan, program tersebut dicanangkan untuk menumbuhkan kecintaan mahasiswa terhadap pertanian, karena saat ini banyak pemuda yang tidak lagi memiliki ketertarikan di dunia pertanian

“Kita akan memprogram pertanian tidak lagi harus berkotor kotor, segala sesuatunya akan menggunakan mesin dan kita akan merancang bagaimana mesin tersebut bisa semakin cerdas” ujar Salengke.

Sakkir selaku mentor Mahasiswa Bertani dan Vestanesia mengungkapkan bahwa skala usaha dan magang akan ditingkatkan menjadi empat kali lipat dari sebelumnya.

“Luasan lahan perlu dimanfaatkan secara maksimal sehingga menampung lebih banyak lagi mahasiswa yang magang selanjutnya,” ucap Sakkir.

Direktur Operasional Vestanesia yang kerap disapa Ilmi ini menyampaikan harapannya untuk keberlanjutan program. Pihaknya berusaha memecahkan masalah petani karena keterbatasan akses modal dan akses pemasaran.

“Sehingga kami mensinergikan pemilik lahan, pengelola, pemilik modal, dan mitra pemasaran untuk menciptakan ekosistem yang bisa mensejahterahkan petani,” ungkapnya.

Vestanesia telah menggandeng program Merdeka Belajar yaitu Magang dan Studi Independen Bersertifikat yang membuka peluang bagi mahasiswa seluruh Indonesia yang punya passion di pertanian untuk bergabung magang dalam program Mahasiswa Bertani Komprehensif.

“Ini menjadi satu-satunya program merdeka belajar yang fokus mengajarkan mahasiswa bertani dan mencetak petani millenial,” tambahnya

Harapan yang sama juga disampaikan oleh Arham selaku Sekertaris Jenderal Mahasiswa Bertani. Menurutnya, program ini berusaha memberi peluang bagi mahasiswa untuk belajar secara langsung.

Ia mengatakan, tingginya minat mahasiswa untuk belajar bertani dapat dilihat secara langsung dari pendaftar yang mencapai 190 orang. Akan tetapi karena keterbatasan sumberdaya, sehingga hanya menerima 60 orang saja.

“Ke depannya kami akan berusaha untuk membuka ruang yang lebih besar serta berharap dukungan dari berbagai pihak terutama pihak Universitas Hasanuddin dan Kementerian Pertanian demi terbangunnya SDM unggul pertanian di masa depan,” jelaskan. [Red]

Komentar