Gubug Reyot Terabaikan Di Tengah Maraknya Program Pembangunan

Daerah614 Dilihat
MABES BHARINDO,BANYUWANGI 01 APRIL 2021 – Upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mensosialisasikan dan pengentasan kemiskinan di Kabupaten paling ujung Pulau Jawa ini sangatlah gencar.

Di bulan April 2021 nanti, Pelaksanaan Proses Pembangunan Bedah Rumah di Kabupaten Blambangan sudah mulai dilaksanakan di beberapa Desa.

“Rumah Bu Hany Tampak Belakang”

Akan tetapi Program Pemerintah untuk Bedah Rumah, sangatlah jauh untuk bisa dirasakan bagi masyarakat yang benar-benar sangat miskin, apalagi untuk bisa memiliki sejengkal tanah.

Seperti yang dialami oleh seorang Perempuan Tua, Ibu Hany, Warga Dusun Gombeng, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Jawa timur.

Ibu Hany hanyalah seorang Wanita tua, yang kini sudah berumur 65 Tahun, yang tinggal bersama seorang Cucunya, anak gadis yang masih berusia 12 Tahun. Bu Hany hanya menempati sebuah Gubuk Bambu, dan keadaan tempat tinggalnya, kondisinya sudah hampir roboh. Namun perhatian Pemerintah, khususnya.

Padahal Kementrian PUPR sudah mengalokasikan Anggaran Program Perumahan pada Tahun 2021 sebesar Rp. 8.093 Triliun. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mendorong Pelaksanaan Program Sejuta Rumahdi seluruh Wilayah Indonesia.

“Berdasarkan Rekapitulasi Total Pagu Anggaran Ditjen PerumahanTahun 2021 mendatang adalah Rp. 8.093 Triliun,” Ujar  Dirjen Perumahan Kementrian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, dalam keterangan Persnya saat itu, Selasa (08/08/2020).

Apakah tidak ada yang tersisa sedikit Perhatian dari Pemerintah Banyuwangi untuk Bu Hany ?.

Saat Bu Hany di mintai keterangan , Bu Hany sempat menangis sembari menceritakan keadaan dirinya dan rumahnya.

Bu Hany menerangkan, “Jangankan untuk memperbaiki rumah, bisa makan setiap hari saja saya sudah bersyukur mas,” Ungkapnya.

Bu Hany melanjutkkan, “Untungnya kalau soal makan, saya masih dapat bantuan dari Kelurahan,” Sambung Bu Hany dengan nada sedih.

Kemudian tim wartawan MABES BHARINDO langsung mendatangi Kantor Kelurahan Gombengsari untuk melakukan koordinasi dengan Kepala Kelurahan Gombengsari, Januar. Januar menjelaskan, bahwa Gombengsari ini Kelurahan yang ada di Desa.

Januar mengungkapkan, “Terkadang saya kebingungan, mau mengadakan Pembangunan di Desa ini, karena terus terang kalau kita mau Membangun Desa ini, maka kita harus menunggu Cairan Dana APBN. Gak sama dengan Desa, yang selalu dapat Cairan Dana, ADD ataupun DD,” Ungkapnya.

“Namun menyikapi kondisi Warga saya yang membutuhkan bantuan, saya akan tetap mencarikan solusinya,” Imbuh Januar tegas.

Setelah itu, Lurah Januar yang didampingi beberapa Stafnya, langsung meninjau Rumah Bu Hany, untuk memastikan kondisi Rumah Bu Hany.

Sesampainya di Rumah Bu Hany, Januar berkatata, “Memang Bu Hany tidak memiki tanah sendiri, namun melihat kondisi rumah yang hampir roboh, serta kondisi Bu Hany yang sangat memprihatinkan, maka sangatlah tidak pantas kalaua Pemerintah membiarkan begitu saja,” Tandasnya.

“Saya sebagai Lurah Gombengsari akan segera mengupayakan,untuk bisa membantunya, mungkin saya akan usulkan kepada Bupati Ipuk Fiestiandani, semoga Bu Ipuk Fiestiandani sebagai Bupati Banyuwangi yang baru, bisa memperdulikan rakyatnya,” Ungkap Lurah Gombengsari tegas.

“Sebenarnya kalau kita mengacu kepada Perda No 4 Tahun 2019, Tentang Penanggulangan Kemiskinan, maka kondisi seperti Bu Hany sangatlah layak untuk dibantu,” Pungkas Lurah Gombengsar.

Di kampung lainpun tim wartawan banyak menemukan permasalahan serupa, salah satunya Rumah Ibu Hadiyah, Warga RT 01 – RW 04, Lingkungan Karangagung, Kelurahan Singotrunan, Kecamatan/ Kabupaten Banyuwangi, Jatim. Keterangan yang didapat MTI tidak jauh berbeda dengan yang dialami Bu Hany.

(TIM WARTAWAN)

Komentar