Mabes Bharindo.com | Nganjuk ~ Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) wilayah Jawa Timur didukung Pemkab Nganjuk meluncurkan Pil KB bagi Ibu Menyusui dalam Mendukung ASI Eksklusif dan guna mencegah Stunting. Peluncuran dilakukan di Pendopo Kabupaten Nganjuk pada Kamis (20/1/2022).
Pada kesempatan ini juga dilakukan pelantikan Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan sebagai Bunda GenRe Kecamatan. Sekaligus Pengukuhan Ibu Plt. Bupati Nganjuk, dan Bunda GenRe Kecamatan sebagai Duta Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Nganjuk, serta Remaja GenRe sebagai Duta Remaja Percepatan Penurunan Stunting, dan peninjauan pelayanan KB Implant, di Balai Pelayanan KB Pemkab. Nganjuk.
Plt. Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, menyampaikan pasangan usia subur di Nganjuk sebanyak 180 ribu, dan potensi menjadi peserta KB. “Di akhir tahun 2021, ibu hamil kurang lebih 6 ribu, dan itu objek sasaran penanganan penggunaan Pil KB. Minum Pil KB pasca melahirkan, Asi lancar, bayi sehat,” ujar Marhaen.
Terkait stunting, menurut Marhaen, di Nganjuk Stunting pada tahun 2018 sebesar 16,1 persen, tahun 2019 turun menjadi 11,48 persen, tahun 2020 kurang lebih turun menjadi 11,01 persen, tahun 2021 Stunting turun menjadi 9,63 persen. “Ini prestasi para kader bukan prestasi kabupaten,” jelasnya.
Menurutnya, dengan keberhasilan penurunan Stunting hingga 1 digit, merupakan peran serta semua Forkopimda Nganjuk. Tercatat di Nganjuk mempunyai kader KB sebanyak 2500 orang. “Intinya adalah gotong royong, kompak, dan di Nganjuk semua kompak. Nganjuk Ngawi Guyup Rukun SAE Jaya Abadi. Dan alhamdulilah Nganjuk mendapat 8 penghargaan terkait KB,” ujar Marhaen.
Ketua DPRD Jatim, Kusnadi, pada kesempatan itu mengapresiasi Pemkab. Nganjuk yang bisa mencapai angka Stunting di 9 %. “Di bawah kepemimpinan bapak Bupati, stunting bisa teratasi diangka 1 digit. Melampaui target pak Presiden 14 persen,” terang Kusnadi.
Kusnadi juga menerangkan stunting di Indonesia masih menunjukkan angka yang tinggi, dan diharapkan di tahun 2024 bisa memenuhi standar WHO, mencapai 14 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
“Dengan pencapaian melebihi target Presiden, Kabupaten Nganjuk bisa jadi percontohan di wilayah Jawa Timur,” ujar Kusnadi.
Terkait Pil KB yang diluncurkan hari ini, pil hanya mengandung progesteron, sehingga tidak menghambat keluarnya ASI. “Selesai Nifas bisa konsumsi pil ini, Insya Allah air susunya lebih baik,” terang Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo.
Baca Juga :
⏩ Kemendagri Sebut Realisasi APBD 2021 Lebih Tinggi dari 2020
⏩ Satuan Reskrim Polres Pasuruan berhasil Tangkap Pelaku Begal Payudara di Bangil
Hasto juga menyinggung dalam penurunan Stunting juga diperlukan peran remaja. “Remaja jangan hamil yang tidak dikehendaki. Angka kehamilan di Jawa Timur sudah bagus, tinggal kualitasnya diperbaiki,” ujarnya.
“Stunting bisa dicegah dengan menyusui eksklusif selama 6 bulan, dan ditambah makanan sesuai saran dokter. Umur bayi 2 tahun ASI distop. Perkembangan otak anak hanya sampai 1000 hari, jadi dimasa 1000 hari benar benar dijaga,” ujar Hasto.
Hasto menerangkan stunting bukan keturunan genetik, stunting adalah anak terlantar, karena tidak diurus. Stunting kondisi tidak tercapainya potensi, dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan yang menyebabkan Stunting pertama sering sakit karena ASI tidak cukup, dan kedua makanan tidak cukup.
“Ada beberapa kerugian mengalami Stunting. Pertama, tidak bisa tinggi. Kedua, kurang cerdas, dan Ketiga, masa tua sering sakit.,” ujar Hasto. (Red)
Komentar