Banjir Jadi Bukti Dampak dan Ancaman Nyata Perubahan Iklim

Daerah255 Dilihat

Rakor Adaptasi dan Mitigasi perubahan Iklim di masa pandemi Covid-19 di wilayah Bakorwil V Jember yang fibuka oleh Plt Kepala Bakorwil V Jember, Benny Sampirwanto. Foto : Bakorwil V Jember


MABESBHARINDO.COM.

JEMBER – Terjadinya bencana banjir di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Timur menjadi bukti dampak dan ancaman nyata dari perubahan iklim secara global. Hal itu disampaikan Plt Kepala Bakorwil V Jember, Benny Sampirwanto saat membuka Rakor Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Bakorwil V Jember, Senin (29/3/2021).

“Indonesia sebagai negara kepulauan sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim, sehingga banyak terjadi bencana yang berkaitan dengan hidrometeorologi. Bahkan beberapa bulan terakhir di wilayah kerja Bakorwil V Jember seperti Probolinggo, Jember dan Banyuwangi terjadi bencana banjir. Hal ini membuktikan bahwa perubahan iklim bukan lagi hanya sebagai isu melainkan telah menjadi ancaman nyata bagi kita semua,” kata Benny.

Selain itu, kata dia, Indonesia sebagai negara agraris, peningkatan suhu global akibat perubahan iklim ini akan sangat mempengaruhi terhadap produktivitas pertanian. Hal itu, lanjut dia, akan berdampak pada kondisi ekonomi dan kehidupan sosial.

“Yang dapat kita lakukan saat ini adalah berusaha untuk beradaptasi dengan kondisi saat ini. Bisa dilakukan dengan inovasi-inovasi teknologi dan juga mitigasi perubahan iklim untuk dapat mencapai tiga bidang ketahanan. Di antaranya, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan kebutuhan dasar hidup serta ketahanan ekosistem dan bentang alam,” ungkapnya.

Benny menyampaikan, Rakor Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim itu merupakan upaya memberikan sumbang saran terhadap arah kebijakan pengendalian dan dampak yang dapat ditimbulkan akibat perubahan iklim. Selain itu, sebagai implementasi program Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yakni Jatim Harmoni dalam Nawa Bhakti Satya.

“Jatim Harmoni ini meliputi upaya menjaga harmoni sosial dan alam dengan melestarikan kebudayaan dan lingkungan hidup. Sehingga diharapkan terwujudnya pembangunan yang berwawasan lingkungan dengan indikator-indikator yang telah disusun oleh teman-teman Bappeda Jatim,” kata pria yang juga menjabat Kadis Kominfo Jatim tersebut.

Adaptasi dan mitigasi telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.72/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi Aksi dan Sumberdaya Pengendalian Perubahan Iklim pasal 1 ayat 1 dan 2.

“Ini artinya negara sangat serius dalam menghadapi perubahan iklim. Pemprov Jatim sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat di daerah diharapkan mampu mendukung program nasional ini. Kami juga berharap terjadi sinkronisasi antara Pemprov Jatim dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal arah kebijakan pengendalian dan pengelolaan perubahan iklim,” harapnya.

Dalam rakor tersebut juga disampaikan materi Pelaksanaan Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim dalam Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup di Masa Pandemi Covid-19. Materi disampaikan Kasubbid SDA dan LH Bidang Infrastruktur Kewilayahan Bappeda Jatim, Kuntarti.

Disampaikan pula materi kedua, yakni Penguatan Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Masa Pandemi Covid-19. Materi disampaikan oleh Kasi Pemeliharaan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur, Sulistyowati.


Komentar