Mabes Bharindo | NGAWI ~ Kabupaten Ngawi merupakan salah satu kawasan di Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Secara administrasi Ngawi terbagi ke dalam 19 kecamatan dan 217 desa. Sebanyak 4 dari 217 desa tersebut berstatus kelurahan. Dilansir dari wikipedia.org, suhu udara Ngawi berkisar antara 20 derajat Celsius hingga 34 derajat Celsius.
Secara topografi, Kabupaten Ngawi berupa dataran tinggi dan tanah datar. Wajar apabila Ngawi mengandalkan wisata yang menawarkan pesona alam.
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mencatat sejumlah tempat wisata sudah mengimplementasikan apilikasi Kode QR (Scan QR Code) PeduliLindungi sebagai syarat masuk.
Senin (24/1/2022), hingga November 2021 terdapat 10 tempat wisata di Kabupaten Ngawi telah memiliki QR Code PeduliLindungi.
Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Disparpora Kabupaten Ngawi, Totok Sugiarto, menyebut sejumlah tempat wisata di Ngawi yang telah menerapkan QR Code PeduliLindungi, yakni Taman Wisata Kolam Renang Hargo Dumilah, Kebun Teh Jamus, Taman Selondo, Srambang Park, dan lain-lain.
Totok menyampaikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi memfasilitasi pengelola tempat wisata untuk mendapat Kode QR aplikasi PeduliLindungi guna mendukung pengoperasian kembali tempat wisata di masa pandemi yang sehat dan aman.
Berbagai persiapan terus dilakukan, termasuk sosialisasi syarat aplikasi PeduliLindungi dan sertifikat CHSE atau Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability. Syarat lainnya seluruh karyawan atau pengelola tempat wisata harus sudah vaksin Covid-19.
Mabes Bharindo.com merangkum wisata yang menyuguhkan pemandangan alam dan potensi wisata di Kabupaten Ngawi dari berbagai sumber.
Beberapa di antaranya :
1. Wisata Air Terjun Pengantin
Wisata air terjun itu di Dusun Besek, Desa Hargomulyo, Kecamatan Ngrambe. Air Terjun Pengantin diambil karena sepasang air terjun dengan ketinggian sama, yakni 12 meter dari dasar.(Dokumentasi Ngawikab.go.id)
Bagi Anda yang tak suka dengan keramaian, tempat ini sangat disarankan. Objek wisata ini juga cocok bagi Anda yang suka wisata alam karena Air Terjun Pengantin menawarkan panorama alam yang memanjakan mata.
Air Terjun Pengantin tak lepas dari legenda atau mitos. Melansir dari berbagai sumber, konon jika sepasang kekasih datang ke air terjun ini maka hubungan mereka semakin langgeng hingga ke pelaminan.
Mitos lain yang dipercaya warga sekitar apabila suami istri menyentuh air di area air terjun tersebut hubungan mereka juga akan langgeng. Terlepas mitos tersebut benar atau tidak Air Terjun Pengantin di Ngawi layak dikunjungi.
2. Museum Trinil
Museum Trinil terletak di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jatim. (Istimewa/Dokumentasi ngawikab.go.id)
Museum Trinil menyimpan fosil manusia kera berjalan tegak atau dikenal Phitecantropus Erectus yang ditemukan Dubois. Di situs itu juga ditemukan fosil banteng dan gajah purba yang sangat berguna bagi penelitian dan pendidikan.
Museum Trinil terletak di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar atau kurang lebih 13 kilometer (Km) ke arah Ngawi Kota. Dilansir dari laman ngawikab.go.id, Museum Trinil dilengkapi fasilitas pendapa, tempat cenderamata, diorama fosil purbakala lengkap dengan identitas dan dekskripsi, musala dan arena bermain anak, bumi perkemahan, toilet, dan kamar mandi.
3. Monumen Soerjo (Suryo)
Monumen Soerjo terletak di Jalan Raya Ngawi-Solo Km. 19, tepatnya Desa Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. (Istimewa/Dokumentasi ngawikab.go.id)
Monumen tersebut terletak di Jalan Raya Ngawi-Solo Km. 19, tepatnya Desa Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar. Monumen dibangun tahun 1975 dan diresmikan Mayjen TNI Witarmin.
Monumen tersebut untuk mengenang gugurnya Gubernur pertama Jawa timur yang meninggal akibat keganasan PKI. Banyak orang datang untuk berziarah.
Monumen Soerjo juga merupakan obyek wisata alam yang cukup menarik karena memiliki pemandangan hutan jati. Selain itu, terdapat fasilitas ruang informasi dan tempat penjualan cenderamata, arboretum dan pasar burung, sentra industri kerajinan sangkar burung, warung makan dan minum, dan tempat peristirahatan sementara yang sejuk.
4. Gunung Liliran
Gunung Liliran di Desa Tulakan, Kecamatan Sine ini berpotensi menjadi destinasi wisata olahraga paralayang. (Istimewa/Dokumentasi direktoripariwisata.id)
Gunung Liliran di Desa Tulakan, Kecamatan Sine ini berpotensi menjadi destinasi wisata olahraga paralayang.
Paralayang di Tulakan mempunyai karakteristik angin yang tenang dan stabil sehingga penikmat paralayang berpeluang terbang dalam waktu lama. Pemerintah desa tengah menyiapkan sejumlah sarana dan prasarana, seperti akses jalan desa dan landasan untuk lepas landas (take-off) dan mendarat (landing).
Selain Paralayang, Gunung Liliran juga dikenal sebagai objek wisata ziarah. Pada bulan Muharam atau Syura, peziarah datang ke puncak bukit pada siang dan malam hari untuk semadi di beberapa gua atau berziarah ke Makam Joko Buduk.
5. Benteng Pendem (Van Den Bosch) Ngawi
Benteng Pendem (Van Den Bosch) Ngawi di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi Kota, Kabupaten Ngawi. (Istimewa/Dokumentasi ngawikab.go.id)
Benteng Pendem (Van Den Bosch) Ngawi adalah peninggalan kolonial Belanda. Benteng Pendem ini terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi Kota.
Ukuran bangunan 165 meter x 80 meter dengan luas tanah 15 hektare (ha). Lokasinya mudah dijangkau yakni dari Kantor Pemerintah Kabupaten Ngawi kurang lebih 1 Km arah Timur Laut.
Letak Benteng Pendem ini strategis karena berada di sudut pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun. Benteng ini dulu sengaja dibuat lebih rendah dari tanah sekitar yang dikelilingi tanah tinggi sehingga terlihat dari luar terpendam.
6. Rumah dr. Krt Radjiman Wedyadiningrat
Rumah Peninggalan dr. KRT Radjiman Wediadinngrat ini lokasinya di Dusun Dirgo, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. (Istimewa/Dokumentasi ngawikab.go.id)
Rumah Peninggalan dr. KRT Radjiman Wediadinngrat ini lokasinya di Dusun Dirgo, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren. Rumah peninggalan tokoh pendiri dan pemrakarsa Badan Pergerakan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Di rumah itu terdapat patung KRT Radjiman Wediadinngrat, perabot, alat-alat rumah tangga, dan benda-benda pusaka milik KRT Radjiman Wediadinngrat yang masih terawat dengan baik hingga kini.
7. Kebun Teh Jamus
Kebun Teh di lereng Gunung Lawu sebelah utara, tepatnya di Desa Girikerto, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. (Istimewa/Dokumentasi ngawikab.go.id)
Kebun Teh Jamus menawarkan nuansa tropis, hijau, sunyi, damai, indah, dan sejuk. Kebun Teh Jamus berada di lereng Gunung Lawu sebelah utara, tepatnya di Desa Girikerto, Kecamatan Sine atau 40 km ke barat daya Ngawi Kota.
Obyek wisata ini dikelola PT Candi Loka yang memproduksi teh dan air mineral Jamus. Disamping pabrik teh terdapat pula Sumber Lanang, Goa Jepang, bumi perkemahan, kolam renang anak, dan Borobudur Hill.
8. Air Terjun Suwono
Air Terjun Suwono terletak di Desa Hargomulyo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi. (Istimewa/Dokumentasi ngawikab.go.id)
Air Terjun Suwono terletak di Desa Hargomulyo, Kecamatan Ngrambe. Air Terjun Suwono memiliki ketinggian 20 meter hingga 30 meter. Air terjun ini bercabang menjadi dua.
Suasana alami membuat Anda merasa damai dan sejuk. Air Terjun Suwono terletak di kawasan hutan pinus. Dari sana Anda dapat memandang perkebunan Teh Jamus.
9. Sentra Kerajinan Bonggol Jati
Sentra Kerajinan Bonggol Jati berada di Kecamatan Ngawi, Bringin, Widodaren, dan Mantingan Kabupaten Ngawi. (Istimewa/Dokumentasi ngawikab.go.id)
Kerajinan Bonggol Jati identik dengan unik dan mempesona. Sentra Kerajinan Bonggol Jati berada di Kecamatan Ngawi, Bringin, Widodaren, dan Mantingan.
Bahan baku dari tonggak kayu jati yang telah tua dan termakan binatang perusak kayu. Kerajinan ini semakin mempesona karena didukung tekstur akar-akar yang berliuk.
Oleh para perajin, bonggol kayu jati diubah menjadi barang bernilai seni tinggi dan diminati kolektor benda antik baik dalam maupun luar negeri. Pangsa pasar yang telah dijangkau adalah kota besar di Jawa, seperti Surabaya, Solo, Yogjakarta, Semarang, Bandung, Jakarta hingga Pulau Bali.
Disamping Kerajinan Bonggol Jati juga terdapat kerajinan limbah kayu jati. Kayu jati yang dipergunakan limbah penebangan kayu jati, baik dari akar maupun dari batang pohon jati yang biasanya hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar.
Limbah kayu jati diubah menjadi produk kerajinan unik dan bernuansa primitif dengan mengambil bentuk seperti lemari, tas kayu, tempat payung, ember, dan lain-lain. Produk ini banyak dinikmati kolektor benda antik di pasar Jepang, Spanyol, Belanda, dan Prancis.
Sentra kerajinan limbah kayu jati ini terletak di Desa Kedungharjo, Kecamatan Mantingan Ngawi. [Redaksi]
Komentar