Diduga Melenceng salah sasaran,LSM GMAS: diduga penerima ada kedekatan orang berpengaruh

Daerah7121 Dilihat

Editor : Joko Susilo

Magetan,Mabesbharindo.com – Diduga melenceng dari sasarannya, Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) tahun 2022 Desa Sawo Jajar Kec.Takeran Kab.Magetan justru banyak di terima warga berekonomi mampu.

“Kami menilai jika yang terima bantuan bedah rumah itu, diduga merupakan orang dekat dengan perangkat dan kepala desa serta tim sukses lainnya,itu yang saya dapati di lapangan,” Ungkap Didik Setyo selaku ketua LSM GMAS Kab Magetan

Belum di ketahui di ambil dari sisi sebelah mana Oleh Tim Fasilitator Lapangan (TFL) selaku yang di tugaskan oleh Kementerian PUPR di wilayah desa sawo jajar tersebut.penerima bantuan BSPS justru meloloskan verifikasi terhadap warga yang di nilai berekonomi mampu.

Berawal, Didapati penemuan dari hasil investigasi Tim Awak media dan LSM dilapangan adanya benerapa kejanggalan keadaab rumah yang seharusnya layak menerima,Namun justru belum menerima,dan yang telah menerima selesai di bangun adalah warga yang berekonomi mampu. Diantaranya :

A. Memiliki  kendaraan Mobil
B.Memiliki usaha dekorasi
C.memiliki rumah yang besar dan luas
D.Memiliki perabotan mewah

“Saya bandingkan rumah penerima bantuan, dengan rumah berdekatan yang tidak mendapatkan disekitarnya,keadaanya itu sangat memprihatinkan, rumah itu bangunannya sudah lapuk dan tidak layak ditempati” jelas Didik

“Bayangkan, selain memiliki rumah besar dan sejumlah kendaraan, perabotan rumahnya saja sudah mewah, sudah masuk kategori orang yang perekonomiannya menengah ke atas,” tutur Didik Setyo menambahkan

Tidak hanya itu, Kejanggalan lainnya juga menjadi sebuah pertanyaan besar tim Sosial Kontrol ini.
diantaranya :

1.Penerima tidak memegang rekening bantuan tersebut, sehingga berapa sebenarnya nilai nominal rupiah bantuan yang ia terima tidak mengetahui.
2. Tidak diberikan NOTA belanja, sehingga apakah harga material sudah sesuai dengan jumlah nominal yang seharusnya.
3. Tidak belanja sendiri,namun material sudah ditentukan oleh pihak toko dan masih banyak lainnya.

Akibatnya, diduga puluhan juta rupiah tidak jelas kegunaannya. Didapati dari hitungan harga catatan sendiri para penerima,terdapat perselisihan nominal rupiah yang sangat fantastis sejumlah Rp 2.800.000 per-penerima x  20 penerima = Rp 56.000.000

” Hal ini patut diduga ada penggelapan anggaran dari sisa Rp.2.800.000 x 20 penerima bantuan terdapat Rp. 56.000.000 yang tidak jelas penggunaanya” Tutur Didik

Ketua lembaga swadaya masyarakat itu berharap, jika ada pendataan bantuan bedah rumah untuk warga kurang mampu, harus lebih memperhatikan kondisinya dulu, bukan dari kedekatan ataupun karena mereka merupakan tim sukses.

Mendasar kepada <span;>Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, Tim Ferifikator Lapangan TFL diharapkan bisa membantu mendampingi masyarakat penerima bantuan Program BSPS mulai dari perencanaan, pelaksanaan pembangunan, serta pendampingan dalam membangun rumah yang layak huni.

“Kami menerjunkan TFL untuk mendampingi masyarakat dalam pelaksanaan Program BSPS atau bedah rumah. Jadi masyarakat bisa melakukan konsultasi ataupun bertanya dengan TFL bagaimana proses pelaksanaan Program BSPS,” ujarnya melalui keterangan tertulis pada Rabu (16/12/2020).

Menurutnya, pada dasarnya petugas TFL merupakan ujung tombak dari pelaksanaan Program BSPS di lapangan.diharapkan mereka dapat bertugas dengan baik melalui pendampingan serta membentuk kelompok masyarakat penerima bantuan agar bisa berswadaya secara berkelompok membangun rumah yang layak huni.

Tidak segan-segan, Dirinya akan mencopot TFL yang didapati tidak benar melayani masyarakat tidak mampu.

Komentar