Khayangan Api Kerap Dijadikan Lokasi Sesembahan, Karena Di Anggap Keramat

Wisata Khayangan Api Bojonegoro, Jawa Timur.


MABESBHARINDO.COMBOJONEGORO  –  Wisata andalan Kabupaten Bojonegoro, Khayangan Api sudah dibuka kembali di masa pandemi Covid – 19 ini. Wisata yang menyuguhkan situs sejarah Kerajaan Majapahit ini memiliki 4 titik strategis yang bernilai sejarah.

Di masa pandemi ini, pengelola sangat memperhatikan protokol kesehatan (Prokes) dengan membatasi jumlah pengunjung yang datang untuk mengurangi risiko penyebaran covid – 19 dan tetap mematuhi protokol 3M.

Sejak tutup hampir 1 tahun lamanya, banyak hal yang akan dibenahi oleh pihak pengelola Kayangan Api guna menarik perhatian pengunjung lagi.

“Semua kami benahi, mulai dari gazebo, rumah nyepi dan penambahan peralatan untuk prokes dan juga nantinya akan ditambah pujasera ekonomi kreatif untuk penjualan produk – produk khas di Bojonegoro,” kata Mudiono, KUPT Destinasi Wisata Terpadu Bojonegoro saat ditemui di situs Kayangan Api (8/5/2021).

Jumlah pengunjung pun dibatasi sampai 50%, yang biasanya batas pengunjung hingga 1.000 pengunjung, saat ini Kayangan Api hanya menerima 500 pengunjung dengan batas waktu kunjungan 3 jam, dalam waktu 3 jam sekali pengelola akan mengumumkan dengan pengeras suara dan memberi peringatan jika jam berkunjung telah selesai.

Harga tiket masuknya pun terjangkau, yakni Rp7.500 per orang dengan biaya parkir sepeda Rp1.000, sepeda motor Rp2.000 dan mobil Rp3.000, pengunjung dapat melihat situs bersejarah dan belajar mengenai sejarah tempat tersebut dengan juru kunci yang selalu berada dilokasi.

Wisata Khayangan Api menyuguhkan api abadi, air belerang yang biasa disebut air blukutuk, pohon cinta dan tempat semedi Kriyokusumo yang masing – masing memiliki cerita sejarah yang saling berhubungan.

Selain 4 titik diatas banyak objek pendukung lainnya seperti pendopo, gazebo, tempat penempaan pusaka atau yang biasa disebut ubupan, warung – warung jajanan tradisional dan penampakan batu bata peninggalan zaman Majapahit yang disinyalir terdapat bangunan bersejarah dibawah batu tersebut.

“Saya menjaga tempat ini karena kerap sekali orang – orang nyekar disini dan takutnya terjadi penyelewengan,” ujar Mudiono sembari menyingkirkan bunga yang diletakkan orang untuk sesembahan.

Pihaknya menegaskan, meskipun Kayangan Api tempat bersejarah dan dianggap keramat tetapi tidak seharusnya orang – orang melakukan kegiatan sesembahan disini karena beribadah harus tetap ke Tuhan YME.

(Mashuri / Jayadi)

Komentar