Walikota Madiun Hadiri Kapilaborasi Sambang Pesantren Bahas Agrobisnis Dalam Pembangunan Ekonomi Ponpes

Walikota Madiun, Maidi (tengah), saat menjadi pembicara pada dialog Kopilaborasi Sambang Pesantren mengupas peran agrobisnis dalam pembangunan ekonomi pondok pesantren di Pondok Pesantren Al Mardliyyah Al Mujadadiyyah Madiun, Kamis (16/9/2021).


Media Mabes Bharindo * Madiun – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur, kembali menggelar dialog Kopilaborasi Sambang Pesantren dengan mengupas tentang peran agrobisnis dalam pembangunan ekonomi pondok pesantren. Kali ini, dialog digelar di Pondok Pesantren Al Mardliyyah Al Mujadadiyyah Madiun dengan salah satu pembicara yakni Walikota Madiun, Drs H Maidi SH MM MPd.

Sekretaris Tim One Pesantren One Produk (OPOP) Jatim, Mohammad Ghofirin, mengapresiasi atas terselenggaranya dialog interaktif kopilaborasi sambang pesantren kali ini. Dengan tema menarik terkait kontribusi wirausaha santri pondok pesantren terhadap perekonomian daerah, diharapkan menjadi semangat baru bagi para wirausahawan santri.

“Kami berharap produk-produk santri pesantren dan alumni pesantren tidak hanya sekedar produk. Namun benar-benar bisa menjadi produk yang unggul dan berkualitas, sehingga dapat diterima oleh pasar lokal, nasional dan internasional,” ujar  Mohammad Ghofirin saat memberi sambutan, Kamis (16/9/2021).

Dikatakan Ghofirin, OPOP Jatim ditopang oleh tiga pilar yakni santripreneur, pesantrenpreneur dan sosiopreneur. Dari tiga pilar tersebut santri, pesantren dan alumni pesantren diharapkan mampu membangkitkan perekonomian di Jatim.

“Kita ingin meningkatkan kesejahteraan di Jatim, bagaimana caranya? Kita berdayakan pilarnya. Apabila ketiga pilar ini kita berdayakan, insya Allah dampaknya kita harapkan akan meluas ke masyarakat,” terang Ghofirin.

“Ketiga pilar tersebut merupakan satu kesatuan ekosistem bisnis pesantren. Dengan demikian diharapkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur akan bangkit dan barakah untuk kita semua,” tambah Ghofirin.

Walikota Madiun, Maidi, mengatakan, santri memiliki kemampuan yang tidak banyak dimiliki oleh pendidikan formal lain. Santri memiliki fight spirit yang luar biasa, sehingga tinggal mengasah saja terhadap satu keunggulan atau keterampilan mereka, santri sudah bisa unggul di kancah bisnis negeri ini.

Ponpes Al Mardliyyah memiliki usaha agrobisnis yang berkembang bagus, yakni sektor pertanian. Saat ini sedang menanam melon dengan berbagai variasi dan bentuk, dan hasilnya sudah biasa setidaknya untuk memenuhi kebutuhan di Kota Madiun. Ini menjadi bukti, bahwa santri tidak hanya mengaji, tetapi telah mampu berwirausaha bagi diri santri, pesantren, dan lingkungan.

Program One Pesantren One Produk (OPOP) dinilai Walikota Madiun sebagai program yang luar biasa. Pada program ini para santri diajari tentang berwirausaha.

“Setiap perusahaan pasti ada center excelen atau keunggulan. Maka, kepada para santri saya katakan jangan berkecil hati. Para santri harus lebih bertekad kuat dan yakin dengan skill-nya,” tuturnya.

Menurutnya, profesi apapun kalau ditekuni akan menjadi sangat luar biasa. Sebab Ketika seseorang memiliki profesi, maka jangan tanggung-tanggung dengan profesi tersebut. Dan hal ini tentu bisa dilakukan oleh santri-santri dengan keterampilan tertentu. Jika di pondok sini dikembangkan pembelajaran bertani, berternak, dan menjahit, maka itulah sebuah skill yang luar biasa  yang menjadi modal para santri untuk berwirausaha di hari depan.

Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Benny Sampirwanto, saat memberi sambutan mengatakan, untuk memperkuat keberadaan produk santri melalui OPOP Jatim berbagai upaya dan terobosan dilakukan oleh Diskominfo Jatim. Antara lain dengan mengadakan pelatihan, workshop dan talkshow. Salah satunya talkshow Kopilaborasi yang saat ini digelar di Pesantren Al Mardliyyah Al Mujadadiyyah.

Hal ini, tentu mempunyai tujuan antara lain membantu meningkatkan wirausaha santri untuk memiliki keterampilan yang memadai. Baik itu kemampuan manajeman, kemampuan koordinasi berbagai kegiatan bisnis, maupun konsep bisnis yang mencukupi.

“Melalui dialog Kopilaborasi ini diharapkan wirausaha santri mampu meningkatkan keunggulan dan daya saing yang belum maksimal. Dengan begitu membuat wirausaha santri mampu meraih keunggulan serta daya saing yang berkelanjutan,” ungkap Benny.

Pengasuh Ponpes Al Mardliyyah Al Mujadadiyyah, KH Agus Mustofa mengatakan, dengan digelarnya dialog Kopilaborasi Sambang Pesantren di Ponpes Al Mardliyyah ini diharapkan bisa menguatkan ukhuwah wathoniyah dan ma’hadiyah pada semua.

Menurutnya, OPOP merupakan peluang bagi pesantren mengembangkan usahanya. Santri harus mempunyai peran, sebab  ilmu yang dipelajari lengkap. Tidak hanya memahami ilmu agama namun juga ilmu lain yang mendukung kehidupan mereka.

“Insya Allah dengan begitu santri menjadi manusia yang beruntung. Sebab otomatis melalui kegiatan ini dan melalui Program OPOP juga maka santri sebenarnya sedang mengikuti Fiqih Muamalah,” imbuhnya.

Di pondok yang diasuhnya kini telah berkembang wirausaha agrobisnis melon, padi,  dan sayur sayuran. Selain itu, ada jasa boga pembuatan kue kue untuk rapat, ketrampilan menjahit dan percetakan. Ini dilakukan sebagai upaya pondok pesantren memberikan pendidikan wirausaha kepada santri selain mengaji.

Saat ini, sektor agrobisnis utamanya Alhamdulillah berkembang dengan baik meski masih hanya untuk memenuhi kebutuhan lingkungan sekitar.

Dengan adanya Kopilaborasi di ponpes, ia yakin akan menjadi tonggak awal untuk terus berkembang usahanya agrobisnis di ponpes hingga bisa memenuhi ke pangsa pasar yang lebih luas. (Ugik)

Komentar