Pengamat Mengapresiasi Langkah Tepat Polri Menghentikan Festival Berdendang

MABESBHARINDO.COM, Jakarta | Langkah Polisi menghentikan Festival Berdendang Bergoyang sudah tepat, Bertujuan mengutamakan keselamatan warga, Polres Metro Jakarta Pusat menghentikan festival musik Berdendang Bergoyang di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu 29 Oktober 2022 malam. Keputusan itu diambil karena kapasitas penonton melebihi aturan yang tertera di lokasi.

Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing mengapresiasi langkah tepat polisi menghentikan konser musik itu.

“Saya mengapresiasi dan mendukung keputusan pihak Kepolisia, Ini kan overcapacity jadi sangat wajar mengambil tindakan menghentikan festival itu”, kata Emrus saat dihubungi, Minggu 30 Oktober 2022.

Menurut Emrus, bila acara itu tidak dihentikan akan membuat penonton membludak dan berpotensi memakan korban jiwa, Sehingga langkah polisi sudah sangat tepat karena mengutamakan keselamatan warga negara di atas yang lainnya.

“Basis dari pada kepolisian adalah keselamatan warga negara di atas segalanya, dan oleh karna itu menghentikan festival demi keselamatan para pengunjung harus menjadi yang utama,”kata Emrus.

Emrus menilai, tindakan kepolisian murni semata-mata untuk menyelamatkan jiwa warga, bukan kepentingan pribadi maupun kepentingan Institusi Polri.

“Keputusan itu bukan untuk diri polisi. Bukan untuk institusi tapi keselamatan warga itu sendiri, Jadi tak ada kepentingan pribadi maupun institusi,” kata Emrus.

Emrus juga mengatakan, pihak yang paling bertanggung jawab atas over kapasitas festival ini adalah panitia pelaksana.

Namun, sikap tegas polisi dalam menindak, dengan persuasif dan humanis, langkah proaktif demi keselamatan para pengunjung.

“saya mengapresiasi kesigapan pihak  kepolisian yang sangat humanis dan proaktif karena kalau membiarkan sangat berbahaya dan ini demi keselamatan kemanusiaan,” ujar Emrus.

Emrus pun berpesan kepada penyelenggara acara apa pun memperhatikan kapasitas peserta, hal ini sangat penting demi keselamatan dan kenyamanan semua pihak.

“Saya sarankan kepada para penyelanggara apa pun kalau kapasitasnya 1.000 orang maksimal yang masuk 900. Jadi ada kosong 10 persen. Jangan sampai 1.000 masuk 1.000. Harus di bawah dari itu,” ujarnya.

Emrus juga menyoroti Tragedi Festival Halloween di Korea yang menewaskan 149 orang,  serta menyampaikan duka mendalam atas kejadian itu, menurutnya, pihak penyelenggara yang harus bertanggung jawab atas tragedi di Kota Itaewon.

Pihak Kepolisi menghentikan festival Berdendang Bergoyang itu pada pukul 22.10 WIB karena alasan keselamatan dan keamanan.

“Kami hentikan pukul 22.10 WIB mengingat fakta yang kemi temukan bahwa di lokasi kegiatan terjadi penumpukan sejumlah penonton yang sangat over kapasitas”, ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes pol Komarudin, Sabtu 29 Oktober 2022.

Kapolres mengatakan, “pengunjung konser itu melebih kapasitas sehingga berisiko dan rentan terjadi insiden, bahkan didapati adanya penonton yang sampai pingsan, dengan jumlah pengunjung yang tembus lebih dari 21 ribu, ini juga tentunya sangat berisiko,terbukti dalam pagelaran tersebut, ada beberapa masyarakat yang pingsan, baik didalam atau di pintu masuk istora,” ujarnya.

Tidak hanya itu, menurut Kapolres, kepolisian juga menemukan berbagai pelanggaran sejak awal.

“Dari fakta-fakta yang kami temukan sejak kemarin sudah banyak sekali pelanggaran yang kami temukan, dari over kapasitas, hingga tidak sesuainya jam pelaksanaan yang diberikan,” tuturnya.

seperti halnya tragedi yang terjadi di Kota Itaewon Korea, ketika warga yang merayakan pesta tersebut berdesak-desakan, berawal dari kehadiran warga yang mulai memadati kawasan Itaewon menggunakan berbagai kostum horor. Mereka sangat antusias sebab ini merupakan Halloween perdana setelah Pandemi Covid-19 selama tiga tahun.

Semakin malam, para warga kian membeludak. Kemudian pada pukul 22.20 waktu setempat, kondisi semakin parah di salah satu jalan sempit yang menanjak, sejumlah orang yang sudah berada di bagian atas jalan terjatuh, menimpa massa di bawahnya, Pengunjung panik dan terjadilah insiden tersebut.

Petugas pun berupaya menetralisir situasi namun karna kondisi sangat penuh sehingga menjadi kendala dalam upaya penyelamatan, hingga menarik beberapa orang keluar dari kerumunan.

Puluhan orang sudah dalam kondisi terkapar di jalanan dan mengalami henti jantung, beberapa pengunjung dan petugas langsung melakukan pertolongan pertama dengan melakukan teknik CPR di tengah hiruk pikuk massa.

Komentar