Masyarakat Pertanyakan Ketebalan Selokan Tembok Cisaat-Situgunung

Daerah1871 Dilihat

 

Wartawan Tim Bharindo

SUKABUMI- Warga yang tinggal di sekitar proyek pembangunan selokan tembok ruas jalan Cisaat-Situgunung mempertanyakan ketebalan tembok pada bangunan tersebut. Selain itu, warga menduga adanya penggunaan pasir bercampur kandungan tanah. Masalah lainnya ketebalan TPT yang diduga hanya berupa lapisan satu batu.

“Kami melihat pada bangunan tembok yang telah jadi, lebar tembok bagian atas sama dengan lebar bagian bawah. Seharusnya bagian bawah tembok lebih lebar agar tembok menjadi kokoh,” kata seorang warga ketika ditemui di lokasi proyek, Minggu (5/9/2021).

Dengan kondisi tembok bagian atas dan bawah sama lebar, ujar dia, daya tahan tembok itu menjadi berkurang. Apalagi tembok tersebut berfungsi sebagai penyangga jalan. Kalau tidak kokoh, ketika harus menahan getaran mobil setiap saat, tembok itu akan cepat ambrol.

“Saya juga menyaksikan tumpukan pasir yang warnanya burem kecoklatan seperti ada campuran tanah. Kalau pasir itu mengandung tanah, jelas ini melanggar spesifikasi material yang ditetapkan pemerintah,” kata dia.

Sementara pada bangunan TPT (Tembok Penahan Tanah), lanjut warga tersebut, ketebalannya hanya satu batu. Dia khawatir kekuatan satu batu itu tidak akan mampu menahan tekanan air dan daya dorong pada tebing tanah. Dengan demikian, bangunan TPT akan cepat runtuh.

Pembangunan selokan tembok itu menggunakan dana dari APBD Kabupaten Sukabumi tahun 2021 melalui Dinas Pekerjaan Umum. Anggarannya sebesar Rp 43.831.000. Kontraktornya CV AP yang mengerjakan proyek tersebut selama 60 hari kalender. (*)

Komentar