Generasi Muda Milenial Diprediksi Menang Pada Kontestasi Pilkada 2020 Kota Mataram

Politik64 Dilihat

GENERASI MUDA MILENIAL DIPREDIKSI MENANG PADA KONTESTASI PILKADA 2020 KOTA MATARAM
Catatan : Bung Syam

MabesBharindo, Mataram – GENERASI MUDA, adalah pasangan Makmur Said dan Badaruttaman Ahda, calon Walikota dan Wakil Walikota Kota Mataram.

Berdasarkan hasil survei minggu kemaren yang dikitip dari prediksi Survey Political Research and Marketing (Polram) yang terbaru dirilis  pada hari Rabu, 4 November 2020, dengan menempatkan hasil survey elektabilitas GENERASI MUDA ternyata masuk kategori di urutan yang kedua yakni 11,4 persen dan Mohan Roliskana-TGH Mujiburrahman atau Harum mendapatkan prediksi 35,4 persen, Sementara itu dua paslon lainnya yakni Putu Selly Andayani-TGH Abdul Manan meraih 10,4 persen dan Baihaqi-Baiq Diyah Ratu Ganefo atau Baru  mendapakan 3,6 persen.

Menurut Bung Syam, Meski versi Polram menempatkan bahwa posisi elektabilitas GENERASI MUDA MILENIAL beda cukup jauh dengan Paslon HARUM, namun saya secara Istitut di LSM LIRA mempunyai analisis lain yakni kami meyakini bahwa memprediksikan di Kota Mataram bahwa GENERASI MUDA sangat memiliki potensi kuat untuk mengungguli kontestasi pada pilkada, pada tanggal 9 Desember 2020 mendatang.” Ungkap Bung Syam yang merupakan Gubernur Lira NTB.

Sambung Bung Syam nama akrab Gubernur Lira NTB ini menyampaikan bahwa, Potensi kemenangan GENERASI MUDA bisa kita pastikan dengan dilihat dan di baca dari beberapa skema pada sample pemilih yang sangat kemungkinan masih menunggu komunikasi politik dari GENERASI MUDA MILENIAL dan tentunya Kordinasi tim pemenangannya yang secara masif melakukan upaya politik sehingga Generasi Muda di Lingkup Masyarakat bawah merasa berminat untuk berpolitik dengan di berikan pemahaman – pemahaman tentang pentingnya Demokrasi itu dan tentunya Program-program lerjanya sangat menyentuh bagi Generasi Muda dalam menyongsong di Era digitalisasi dengan menginisiasi gerakan dan/atau program – program Membangkitkan semangat berwirausaha dan berbisnis bagi generasi penerus bangsa menuju Indonesia maju.

Bung Syam juga menceritakan, Di sini, peluang bagi Generasi MUDA sangat mendongkrak elektabilitas dan itu masih terbuka lebar peluang ke pemilih, khususnya pemilih rasional yang populasinya cukup signifikan tentunya.” Jelasnya.

Analisa Bung Syam mengatakan bahwa, pada Pilkada khususnya di Kota Mataram kemungkinan Ada sinyal kuat menunjukkan bahwa Generasi Milenial akan kecenderungannya nanti untuk elektoral pemilih rasional ke arah paslon Generasi MUDA. Tapi tentunya ada kuncinya, yakni terletak pada sejauh mana Generasi MUDA itu mendekati mereka kaum Pemilih Pemula dan Generasi Milenial di Kota saat ini, tentunya dengan Memaparkan beberapa program unggulannya dan mendiskusikannya dengan kaum Milenial dengan cara emosional dan Profesional.

Sambung Bung Syam sambil santai Ngopi menyampaikan, Pemilih rasional itu sangat butuh pemaparan komprehensif tentunya yang berbasis perubahan ke arah yang lebih baik dan maju dari sebelumnya. Mereka sangat Butuh pemimpin yang mampu mengejar ketertinggalannya bagi yang masih tertinggal dan meningkatkan kemajuan. Semuanya itu ada di tangan GENERASI MUDA, tapi ditentukan nantinya di tangan pemilih. Sebab seperti diketahui, kunci utama dalam sistem pemilu langsung, tetap di tangan pemilih, maka tentunya harus tim pemenangannya terus bergerak demi meraih angka Elektabilitas eletoral pemilih Generasi Milenial lebih cenderung nantinya, ya tentunya tetap mengacu pada Protokoler Kesehatan Covid -19 dan PKPU serta aturan Pemilu lainnya.”jelasnya.

Memurut Gubernur Lira NTB yang merupakan salah satu Ketua Rekawan Garda Sukma Lombok Timur pada Pilkada 2018 yang lalu menyampaikan, “bahwa Pemilih paling besar jumlahnya adalah rakyat biasa. Orang awam. Kelas paling bawah dalam struktur sosial dan ekonomi. Sebagian dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan. Membanting tulang siang malam berpeluh keringat saat musim kemarau dan kehujanan di musim hujan hanya mendapat lkan sebuah penghasilan yang begitu pas-pasan bahkan kurang dari cukup untuk makan sehari-hari bersama keluarganya sangat miris sekali, oleh karenanya tentunya di sini Generasi Muda itu harus gencat membangun sebuah jaringan program pengentasan angka Kemiskinan tentunya dengan membuka sebuah pembinaan-pembinaan UMKM dan menyiapkan solusi bagi Generasi Milenial nantinya untuk menyambut Era Digital yang serba Android ini.” Ungkapnya.

Sambungnya, “Hampir di semua negara, apalagi Indonesia, kelompok ini paling banyak jumlahnya. Kelompok yang paling menentukan kemenangan pasangan kandidat pada pilkada maupun pilpres, termasuk calon anggota DPR, DPRD dan DPD RI adalah kelompok yang saya sampaikan tadi di atas, namun setelah selesai pesta demokrasi kebanyakan kelompok – kelompok tersebut di lupakan dan bahkan mirisnya tidak sama sekali menyentuh kaum kelompok tersebut.

Jadi bagi saya menurut pengalaman di lapangan maka itu harus kita Bertitik tolak dari kenyataan itu, karema dari semua itu saya memandang salah satu hal terpenting dalam momentum pilkada pada Kota Mataram, seperti halnya pilkada di sejumlah daerah lain di Indonesia, adalah rakyat melakukan refleksi dan evaluasi perjalanan kepemimpinan dari kepala daerah masa lalu dan kepala daerah yang akan mengalami suksesi kepemimpinan.

Namun menurut analisa kami dari Institut Lira NTB bahwa Rakyat di Kota Mataram telah mengalami transformasi dari kinerja kepemimpinan Walikota yakni bapak walikoya Ahyar Abduh selama dua periode hingga sekarang ini. Rakyat merasakan adanya seabrek kemajuan dan terlihat ada Terlibat aktif dalam membangun dan saya lihat adanya Terlibat aktif pula  partisipasinya dalam menggelar pemilu, dan kontestasinya dalam memenangkan pasangan kandidat.

Partisipasi politik rakyat telah memberikan kontribusi paling besar secara elektoral melalui hak suaranya pada hari pencoblosan. Selain juga partisipasi non elektoral, seperti menjadi tim sukses dan relawan yang bekerja ke sana kemari, siang dan malam, untuk memperjuangkan kemenangan kandidat yang dijagokan.

GENERASI MUDA, dengan kompetensi dan literasinya yang mumpuni mempengaruhi, bukan dipengaruhi. Dari Kapasitas aslinya terlihat jelas dan terang benderang. Seperti kapasitas asli Ahyar Abduh ada Terlihat apa adanya.

Karakter dan kompetensinya adalah dua hal yang saling memengaruhi. Karakter Ahyar dipengaruhi oleh kempetensinya yang ternyata Terbawa pada sosok Generasi muda yakni Ahda, putranya sendiri.

Karakter dan kompetensi Ahyar sebagai walikota,  terlihat secara terang benderang ketika ia dihadapkan pada masalah covid-19 yang sangat serius. Penyebarannya luar biasa cepat. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan terbatas. Keuangan negara terancam. APBD Kota Mataram megap-megap. Dampak sosial-ekonominya dahsyat. Ini dapat mengukur kepemimpinan Ahyar dengan melihat cara ia menghadapinya.

Dari mana melihatnya? Pertama, karena Ahyar memahami anatomi masalah. Ini hal yang paling mendasar dan prinsip. Kalau tidak tahu masalah, bagaimana mungkin ia bisa menyelesaikan. Salah satunya bisa dilihat dari informasi dan narasinya. Sesuai fakta, atau bertentangan.

Kedua, perencanaan dan langkah antisipasi yang disiapkan begitu serius. Ini soal komitmen.

Ketiga, terukur program dan tindakan yang dilakukan, baik proses maupun hasilnya.

Keempat,  kemampuannya menggerakkan dan mengkonsolidasikan semua kekuatan dan potensi di bawah otoritasnya.

Kelima, ia merasakan apa yang dirasakan rakyatnya. Ada empati yang bisa dirasakan oleh mereka yang kehilangan keluarganya. Ada emosi yang menyentuh perasaannya.

Dari kelima uraian di atas,  menjadi semakin jelas, bahwa Ahyar adalah pemimpin  eksepsional person, sungguh-sungguh seorang pemimpin. Tutup Bung syam pada Wartawan. (*)

Komentar