Pimpinan Komisi VI DPR RI, Hasan Aminuddin saat ditemui di Surabaya. Sabtu (20/3/2021).
JATIM l MABESBHARINDO.COM.
SURABAYA – Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem, Hasan Aminuddin menolak rencana pemerintah impor beras 1 juta ton karena produksi beras hingga Mei 2021 masih surplus. Jika itu dilakukan pemerintah malah merugikan petani.
Selaku wakil rakyat dari Dapil Jatim, Hasan meminta Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menolak rencana pemerintah impor 1 juta ton beras tersebut. Ia juga berharap Khofifah menstabilkan harga beras, baik di Bulog dan pasaran.
“Bila perlu, Pemprov Jatim membeli beras atau gabah milik petani, untuk menstabilkan harga. Sikap NasDem jelas, tentunya menolak. Karena itu bakal merugikan petani,” tegas Hasan, di sela Seminar Nasional ‘Syaikhona Kholil Guru Para Pahlawan’ di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Sabtu (20/3/2021).
Hasan yang juga pimpinan di Komisi IV DPR RI itu terkejut mendengar ada wacana pemerintah akan mengimpor beras. Pasalnya, kata dia, pimpinan dan anggota Komisi IV telah menggelar rapat bersama seluruh pejabat eselon I, seperti Kementerian Pertanian (Kementan) dan Bulog selaku tupoksinya di bidang pangan.
Saat itu, kata Hasan, Kementan meyakinkan Komisi IV bahwa menjamin akan ketersediaan pangan khususnya beras di Indonesia sangat cukup sampai lebaran. Baik ketersediaan pangan di Bulog, penggilingan hingga pasar.
“Penolakan itu sudah menjadi suara saya di Komisi IV, dan Alhamdulillah seluruh teman-teman mendukung dan satu pikiran. Bahkan, tidak ada satupun anggota fraksi di Komisi IV menolak, mereka semuanya mendukung dan searah dengan saya,” jelasnya.
Menurut dia, penolakan ini sesuai dengan tata kelola komoditas pangan nasional, yang harus mengutamakan produksi dalam negeri. Oleh karena itu, Hasan meminta pemerintah komitmen melakukan pemenuhan pangan yang terjangkau, misalnya dengan meningkatkan produksi komoditas pertanian.
Apalagi, kata Hasan, mulai bulan Maret hingga Mei mendatang para petani akan melakukan panen raya. Sementara berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras pada 2020 mencapai sebesar 31,33 juta ton, naik sekitar 21,46 ribu ton atau 0,07 persen dari tahun 2019 yang hanya sebesar 31,31 juta ton beras.
“Sehingga, tidak ada alasan pemerintah itu melakukan impor beras di bulan-bulan ini di mana petani akan panen raya,” tuturnya.
Misalnya harga gabah di Kabupaten Probolinggo, dari sebelumnya sebesar Rp 4.500 turun menjadi Rp3.900 per kilogram. Harga ini anjlok sejak ada kabar pemerintah akan impor beras sebanyak 1 juta ton menjelang lebaran.
“Hari ini masih isu sebenarnya, dan belum dilakukan pemerintah. Tapi isu saja sudah mampu menurunkan harga gabah, apalagi kalau benar terjadi,” pungkas mantan Bupati Probolinggo dua periode ini.
(Humas Pemprov Jatim).
Komentar