Mabesbharindo, Jakarta Utara | DKI Jakarta Sungguh Ironi, di tengah upaya dan kerja keras pemerintah dan semua elemen masyarakat Indonesia berjuang melawan covid 19, justru di Kelurahan Kalibaru Timur berlangsung Silaturahmi Akbar yang diikuti pengurus RT, RW, kader Dasa Wisma, FKDM, Lurah, Koramil Kecamatan Cilincing, dan perwakilan dari Kecamatan Cilincing serta perwakilan Walikota Jakarta Utara disinyalir mengabaikan Prokes.
Acara ini medapat dukungan dari anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta dari Komisi E Fraksi PAN Oman Rohman Rakinda, S.IP., M.Si. Bahkan nampak karangan bunga ucapan dari Gubernur Provinsi DKI Jakarta pun ada turut memberikan dukungan kegiatan tersebut, sementara seorang PTSP Kelurahan Kalibaru saat ini sudah terpapar virus omicorn.
Sungguh memprihatinkan DKI Jakarta saat ini mengalami perkembangan penularan covid 19 jenis omicron yang begitu signifikan data per tanggal 5 Februari 2022 saja DKI Jakarta sudah tembus di angka 1000.
Ketika ditemui di sela-sela acara nampak Lurah Kalibaru Timur terkesan menghindari awak media. Padahal awak media mau menegaskan secara pasti mengapa sampai terjadi kerumunan masyarakat. Eforia masyarakat yang bosan mendapat larangan untuk tidak berkerumun nampak diabaikan padahal virus covid 19 harus senantiasa diwaspadai.
Lurah Kalibaru Timur H Mulyadi memberikan pernyataan ketika dikonfirmasi awak media menyampaikan, “Sesuai harapan anggota Dewan Oman Rohman Rakinda, S.IP., M.Si.kiranya kita terhindar dari covid 19 dan kami meminta kepada panitia penyelenggara menerapkan Prokes,” ujarnya.
Memang secara teori disiapkan alat pengecek suhu, hand sanitizer dan masyarakat memakai masker, tetapi nampaknya hanya teori belaka. Karena hasil pantauan awak media tidak dilaksanakan secara serius sekedar memenuhi persyaratan.
Inilah yang harus dicegah jangan eforia kumpul bersama apalagi di suasana malam Minggu mengabaikan perjuangan melawan covid 19 masih mengancam masyarakat.
Nampak pembiaran terhadap kerumunan terjadi tanpa diatur jarak aman duduk. Sempat dilansir pelaksana bahwa 300 peserta diciutkan menjadi 100 orang tetapi dari absen yang ada masih tertera lebih dari 200 orang belum lagi yang tidak melakukan absen.
Walikota diharapkan menegur keras kegiatan yang dilaksanakan oleh para pejabat negara.
Jangan perjuangan melawan covid 19 sekedar lips service padahal kenyataan di lapangan sering terjadi pembiaran. Apalagi di tengah ekonomi negara yang masih belum pulih diperparah dengan bertambahnya penyebaran covid 19 jenis omicron yang tengah mewabah dan DKI termasuk yang terbesar di Indonesia. Lebih Ironi lagi betapa besar anggaran yang dikeluarkan negara untuk membiayai covid 19.
Reporter: win.
Komentar