Sejumlah Wartawan di Disandera Dianiaya Oleh Sekelompok Preman Saat Jalankan Tugas Jurnalistik

Mabesbharindo.com , Wartawan di sandera dan dianiaya oleh preman saat sedang menjalankan Tugas Jurnalistik di wilayah hukum Polres Padang lawas (Palas).
Peristiwa tersebut terjadi di jalan Dsn. kali kapuk, Ds. Huta raja tinggi, Kec. Sosa, Kab. Palas, Padang lawas Utara,ungkap Husin, (Jumat,28 April 2023).

Awak media Husin dan ketiga rekan-rekannya mendapat info dari Joko selaku mediator alat berat untuk meminta kepada Awak media Husin tjg, Hasan, Imam Mahdi Zaenal abd datang ke dusun kali Kapuk untuk mencari informasi terkait persoalan Joko dengan warga kali kapuk. tujuan kita ke sana mencari informasi yang sebenarnya kenapa Warga menahan alat beratnya joko S.

Informasi dari Joko S ada warga yang menahan alat berat komatsu yang membuat parit perbatasan lahan GM (40) yang di tahan warga dan kelompok yang tidak kenal sebagian kelompok mengancam pakai parang pisau bermacam alat sajam untuk menyandra kami semua mengalami tindakan kekerasan yang oleh kelompok Warga yang kami tidak kenal.

Terdengar teriakan tengah kelompok warga yang menghadang kami teriak, bunuh, bacok, jangan kasi kesempatan sandra semua, itulah yang kami dengar langsung kami di perbuat layaknya terorisme, tidak beri kesempatan bicara mereka seperti yang tidak mengenal hukum dan terdengar di telinga kami teriakan ancaman awas jangan ada yang boleh tlpon siapapun karena di kampung ini tidak mengenal hukum yang ada di sini hukum primitif.

Awak media juga sudah menunjukan kartu anggota di lengkapi dengan surat tugas jurnalis mereka yang menahan alat berat JK (50), kami semu disanderah dan di ancam di hadang warga bersenjata parang pisau dan berbagai macam alat sajam diarahkan kepada kami bersama kawan wartawan.

Sebagian kawan Wartawan yang lain juga diintimidasi tidak boleh meliput, diancam awas jangan ada yang liput foto merekam siapapun kalian tidak boleh liput apapun yang terjadi di kampung ini, dengan terpaksa kami semua Wartawan dalam penyanderaan harus mengikuti permintaan mereka karena terancam demi keselamatan kami semua yang disandera.

“Saat itu saya bersama kawan wartawan yang lain bersama mediator alat berat JK (50) setiba di tengah jalan saat itulah sekelompok yang mengaku warga entah dari mana setempat atau bukan mereka yang menodongkan parang memukul membacok, lalu kami dipaksa diarahkan ke warung sihombing sepesial tempat penyaderaan, setelah esok harinya dipisahkan dengan kawan wartawan yang lain saya Husin Tanjung dipaksa masuk ke mobil oleh warga yang memakai baju hitam layaknya seperti Pengacara atau Aparat yang katanya didalam mobil itu ada polisi

Dengan paksaan dia saya terpaksa ikuti masuk di dalam mobil karena mengingat peristiwa terancam seperti mereka yang punya hukum di tempat itu dengan sesukanya mereka asal bicara salah menjadi benar, kami semua kawan wartawan masi tersandera dengan sadar tidak boleh berbuat apapun yang bisa kami hanya menuruti kemauan mereka karena dari kelompok mereka pada mengancam dan membawak alat tajam

Saya Awak media Husin di pisahkan kawan kawan saya di paksa masuk ke mobil pribadi tujuan tidak tau entah di bawak ke mana sampai melewati dua palang tengah perjalanan saya melihat penjaga palang yang ke tiga di jaga dua orang satpam berseragam dinas lalu saya keluar dari mobil langsung memberitahu kejadian tersebut kepada satpam bahwa saya tidak nyaman dan G manalu di borgol di dalam mobil

Tetapi kelompok mereka tidak terima karena saya ceritakan prihal yang terjadi pada satpam langsung kelompok preman memukul saya semaunya mereka beramai ramai memijak sampai pingsan lalu di ambil tas selempang berisi Hp, Duit Rp empat juta lebih, KTA, S tugas, semua isi tas yang berharga, di saksikan oleh saudara G manalu dan dua orang penjaga satpam juga turut menyaksikan pemukulan tersebut di palang PT MAE.

“Setelah saya melihat kelompok bantuan mereka begitu menyerang saya, terpaksa melarikan diri beberapa langkah tetapi saya terjatuh karena tubuh saya dalam keadaan lemas tidak sehat pandangan berkunang yang tersandera kurang lebih dua hari satu malam di sandra tidak makan tidak minum tidak tidur saya terjatuh disaat terjatuh lemah tak berdaya sekelompok mereka mengambil kesempatan beramai ramai memukuli menginjak injak menunjang sepuasnya sampe saya pingsan lalu diikat tangan saya pake tali yang terpakai lalu saya diseret di lemparkan ke mobil dan di bawak ke Polsek Sosa.

Sementara itu yang saya melihat di palang berkali kali mereka lewat di pos penjagaan selalu lewat dengan aman tanpa ada proses seperti yang sudah di atur semua setelah pos ke tiga saya merasa tidak nyaman di dalam mobil saya paksa diri untuk keluar dari mobil lantas saya pertanyakan yang menjaga palang tolong satpam di poto kami semua yang ada di dalam dan di luar mobil catat BK agar segala sesuatu hal yang terjadi satpam tidak di salahkan dengan tapi satpam merasa takut dengan kelompok tersebut. – Husin Tanjung

Komentar