Mendatangkan Eks Napiter, Pokdar Kamtibmas dan Polres OKI Meminta Pemuda -Pemudi OKI Tangkal Radikalisme dan Terorisme.

Uncategorized367 Dilihat

Generasi Penerus Bangsa kerap menjadi sasaran empuk bagi radikalisme yang terkadang berujung pada tindak terorisme. Kelompok Sadar Kamtibmas (Pokdar Kamtibmas) Bhayangkara Resor Ogan Komering Ilir bersama Dewan Pengurus Daerah Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (DPD PGK) Kabupaten OKI menggelar kegiatan dialog kebangsaan bertajuk ‘Tangkal Radikalisme dan Terorisme terhadap Pemuda dan Mahasiswa’.

Dialog interaktif yang menghadirkan narasumber dari eks Napiter (Narapidana Terorisme) dan Sat Binmas Polres OKI digelar di Eserka Cafe & Resto Kelurahan Perigi, Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Kamis (15/12).

Wakil Sekretaris Pokdar Kamtibmas, Achik Muhrom S.Sos yang juga Ketua DPD PGK OKI mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan mencegah pemahaman dan gerakan radikalisme yang mengejar kekerasan dan aksi terorisme.

“Kegiatan ini sebagai bentuk tanggung jawab kami agar di Ogan Komering Ilir dan sekitarnya tidak terjadi tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama,” terang Muhrom sapaan akrabnya.

Menurut Muhrom, pemuda adalah sasaran empuk para penyebar paham radikalisme ini. Karena itu, pihaknya ingin melakukan pencegahan dengan mengajak para pemuda untuk berkolaborasi.

“Kami meminta kepada para pemuda untuk sama-sama kita mencegah paham dan gerakan radikalisme dan terorisme baik perlawanan terhadap agama serta pemerintah,” ungkap dia.

Ketua Pokdar Kamtibmas Bhayangkara Resor OKI, Deni Kusnindar mengingatkan bahwa terorisme adalah tindak pidana luar biasa yang menjadi perhatian dunia. Kejahatan terorisme juga melanggar Hak Asasi Manusia.

“Terorisme tidak terkait dengan agama tertentu. Karena tidak ada agama tertentu yang mengajarkan radikalisme dan terorisme. Maka terorisme tidak melekat pada agama tertentu. Terorisme menjadi persoalan kita bersama yang harus dicegah dan dihilangkan,” jelas Deni.

Sementara Kapolres OKI AKBP Dili Yanto S.IK SH MH yang diwakili oleh Kasat Binmas Iptu Bambang Wiyono SH didampingi Kaur Binopsnal Sat Binmas Polres OKI Ipda Agus Masyudi SH di kesempatan itu mengajak para pemuda-Pemudi kab OKI menangkal radikalisme. Polisi juga mengajak mereka mendukung kamtibmas di Ogan Komering Ilir.

“Kami mengingatkan kepada para pemuda-pemudi kab OKI agar tidak terpengaruh dengan paham-paham radikal. Karena paham radikal bukan saja bisa mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara, tapi juga bisa merusak kehidupan rumah tangga dan masa depan pemuda,” terang Kasat Binmas Iptu Bambang.

Bambang menilai, penyebaran paham radikalisme saat ini sangat marak melalui media sosial. Dimana sasarannya adalah anak-anak muda.

“Untuk itu, kepolisian masih membutuhkan saran dan masukan serta keterlibatan semua pihak dalam mewujudkan Ogan Komering Ilir aman dan kondusif,” jelas Bambang.

“Dan apabila masyarakat membutuhkan kehadiran polisi karena ada gangguan kamtibmas maupun tindak kriminalitas bahkan hal-hal terkait radikalisme dapat menghubungi call center 110 Polres OKI dan nomor WhatsApp untuk warga di wilayah hukum Polres OKI 0813 70002 110,” sambung Kasat Binmas.

Ditambahkan Ipda Agus, agar terhindar dari paham radikalisme, intoleran apalagi terorisme sangat dianjurkan untuk saling mencintai antar sesama, memupuk kasih sayang serta melarang perbuatan tercela.

“Karena perbuatan tersebut bertentangan dengan ideologi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika serta risalah Islam sebagai agama rahmatan Lil Allamin. Harapannya melalui kegiatan ini masyarakat kita dapat terhindar dari kesesatan paham-paham radikalisme,” tutup Agus.

Sedangkan narasumber dalam dialog tersebut, Kgs Muhammad Toni mengakui paham radikalisme saat ini makin mudah masuk di kalangan generasi muda.

“Program deradikalisasi dan kontra radikalisasi sangat penting dilakukan pemerintah untuk menetralisasi paham-paham radikal,” ujarnya.

Toni mengungkapkan program deradikalisasi lebih efektif jika dilakukan oleh orang-orang yang dipercayai oleh kelompok yang telah terpapar radikalisme. Seperti guru, keluarga, atau ustadz.

“Kalau dengan pemerintah mereka sudah membuat tembok dan tidak percaya,” tutur Toni.

“Deradikalisasi itu mengubah paham orang yang radikal menjadi tidak, seperti yang dilakukan terhadap para narapidana terorisme. Sangat sulit mengubah ideologi itu, tidak mudah apalagi jika dilakukan pemerintah, karena mereka sudah menganggap pemerintah sebagai musuh,” tambah Toni.

Menurut Toni, bersama para mitra deradikalisasi di Sumatera Selatan, pihaknya siap menjadi agen deradikalisasi dan mengembangkan program deradikalisasi secara informal, dengan mengadakan kegiatan pembinaan wawasan kebangsaan yang dilaksanakan door-to-door, yang juga akan diisi dengan wawasan keagamaan. “Tentunya program ini harus didukung oleh seluruh pihak pemerintah dan juga masyarakat,” ungkap dia.

Pemerintah, lanjut Toni, juga perlu memperluas penyebaran program kontra radikaliasi karena keberadaan media sosial dan internet mempermudah penyebaran paham radikal di kalangan anak muda. Anak-anak muda yang sedang mencari jati diri akan dengan mudah menemukan paham-paham radikal di dunia maya. Apalagi, mereka lebih banyak menghabiskan waktu berselancar di internet.

“Kemudian menjadi radikal, memang di usia rentan perlu dibekali dengan kontra radikalisasi agar dia bisa lebih tahan dan tidak masuk ke paham radikal,” ungkapnya.

Sebagai informasi, kegiatan dialog kebangsaan Pokdar Kamtibmas Resor OKI bersama PGK OKI diikuti oleh mahasiswa dan pemuda di Ogan Komering Ilir, turut hadir juga okp-okp setempat, PMII, IPNU, BEM dan pemangku kepentingan terkait. (Deni.K)

Komentar