KKP Bimbing UMKM Perikanan Mataram Terapkan Produk Inovatif dan Aplikasi Keuangan


MabesBharindo.com l Jakarta – Selain Ayam Taliwang, Kota Mataram juga memiliki aneka ragam produk olahan hasil kelautan dan perikanan. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, tercatat ada 216 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Perikanan yang berdomisili di Kota Mataram dengan mayoritas usahanya adalah pemindangan ikan.

Sebagaimana produk UMKM lainnya, sangat penting hadirnya sentuhan inovatif dalam pengelolaan usaha secara digital dalam memenuhi tuntutan pasar di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga :

Sikapi Pernikahan Anak Tinggi, Komisi E Minta Akses Terhadap Medsos Dibatasi

Bupati Ngawi Laksanakan Evaluasi PPKM Mikro, Ijin Hajatan Hanya Sampai Maghrib

Kelompok Ternak “Lembu Seto” Sukses Kelola Bantuan Ternak Sapi dari Pemerintah

“Produk perikanan ready to eat dan ready to cook saat ini lebih digemari masyarakat. Ikan pindang memang tetap digemari masyarakat pada umumnya, namun perlu adanya pengembangan produk olahan ikan yang inovatif, praktis dan menarik karena itulah yang paling laris di era digital saat ini,” ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti, Sabtu (19/06/2021).

Inovasi produk, tambah Artati, tidak harus selalu menghasilkan jenis produk baru namun dapat juga memperbaiki jenis produk yang sudah ada dengan sentuhan baru yang lebih menarik dan diminati masyarakat. Tentunya hasil perikanan harus diolah sesuai kaidah jaminan mutu dan keamanan pangan.

“Untuk itu, Ditjen PDSPKP melalui Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) yang memiliki satuan kerja di wilayah Kota Mataram telah memberikan bekal bimbingan kepada UMKM perikanan,” kata Artati.

Kepala BBP3KP, Widya Rusyanto, mengatakan awal pekan ini sekitar 25 UMKM Perikanan di Kota Mataram memperoleh bimbingan teknis penggunaan aplikasi buku kas online, Good Manufacturing Practices-Standard Sanitation Operational Procedure (GMP-SSOP) dan diversifikasi produk membuat Samosa Ikan Tuna dan pengolahan pindang tulang lunak (presto).

“Aplikasi buku kas online yang diajarkan merupakan aplikasi pengelolaan keuangan yang mudah dan praktis digunakan, pembukuan bisa dibuat dimana saja dengan handphone,” terang Widya.

Aplikasi buku kas online diakui kemudahan penggunaannya oleh peserta dari UMKM Ares, Baiq Rokh Hilmi. Dia merasa terbantu dengan aplikasi ini. Mengingat UMKM masih menggunakan pembukuan manual dengan risiko terselip dan lupa membukukan keuangannya.

“Aplikasinya sangat mudah digunakan, dilengkapi dengan menu untuk membuat kartu nama online serta sekaligus dapat mengirimkan tagihan melalui invoice online juga,” tutur Baiq.

Pelatihan pengembangan poduk juga sangat menarik bagi peserta, sebagaimana yang diungkapkan Anita dari UMKM Bale Bahari yang sangat antusias menyimak materi pembuatan samosa ikan tuna dan presto. Baginya, ilmu tentang diversifikasi produk ini merupakan modal dalam mengembangkan usahanya.

“Olahan samosa ikan ini rasanya sangat enak, bisa pakai jenis ikan apa saja sehingga gampang bagi kami mencari bahan bakunya, nggak mesti pakai jenis ikan tertentu,” ujar Anita.

“Tak hanya pengolahan produk dan manajemen, yang tak kalah penting adalah membekali UMKM Perikanan tentang penerapan sanitasi dan higienitas. Materi GMP-SSOP harus diterapkan di unit produksi UMKM untuk menjamin produknya memenuhi standar dan aman untuk dikonsumsi,” ujar Widya.

Pemerintah daerah sangat menyambut baik. Kepala Bidang PDSPKP, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Wardi, berharap satuan kerja BBP3KP yang berada di Kota Mataram bisa bersinergi menjadi mitra strategis dinas.

“Hal ini untuk menciptakan UMKM tangguh melalui pembinaan inovasi produk olahan perikanan yang terbaru, terjamin mutu dan kualitas, sehingga produk kelautan dan perikanan yang dihasilkan UMKM di NTB memiliki nilai tambah dan berdaya saing,” harap Wardi.

Adapun Widya menegaskan bahwa satuan kerjanya yang berada di Kota Mataram akan selalu mendampingi dan membina UMKM Perikanan yang berada di Provinsi NTB khususnya di Kota Mataram.

“Saya minta kepada para peserta bimbingan teknis untuk terus meningkatkan mutu produk dan kompetensinya, terus beradaptasi dan memanfaatkan teknologi agar bisa berdaya saing di pasar offline dan online,” jelas Widya.

Hal ini sejalan dengan pesan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono kepada pelaku usaha untuk mempertahankan mutu dan terus berinovasi. Adanya jaminan mutu dan inovasi menjadikan daya saing suatu produk kelautan dan perikanan dapat diwujudkan.

(Red/Hms)

Komentar