Kemenpora RI Gelar Pelatihan Peningkatan Kesehatan Reproduksi Pemuda Bagi Mahasiswa 

MABESBHARINDO, Surabaya | Fakta bahwa ada anomali terkait ketahanan keluarga. Ummat Islam adalah umat mayoritas, tumbuh subur perguruan tinggi Islam artinya kampus itu adalah satu entitas elit masyarakat yang harusnya norma dan nilai islam menjadi lebih dominan. Yang menjadi soal adalah fakta dan situasi actual dimana ketahanan keluarga masih menjadi soal.

Hal ini disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Dr. H.M. Asrorun Ni’am Sholeh, M.A. dalam kegiatan Peningkatan Kesehatan Reproduksi Pemuda di UIN Sunan Ampel Surabaya (18/04/2022).

“Mahasiswa harus hadir sebagai problem solver dan memberikan literasi keilmuan kesehatan contohnya problem perceraian dari 2017 ke 2021 yang naik tinggi, ini sesuai data putusan peradilan, terutama faktanya pasangan muda yang terbesar dan hal tersebut justru terjadi di Jawa Timur, jadi kita sebagai elit kampus punya tangung jawab menjawab persoalan fiqih nikah ini” papar Ni’am.

Lebih lanjut Ni’am yang juga akademisi UIN Syarih Hidayatullah Jakarta ini. utamanya dalam hal kesehatan dan reproduksi. Faktor penyebab perceraian salah satunya berasal dari miskomunikasi pasangan dan rendahnya pengetahuan psikologi perkawinan. Sebagai elit kampus, kita harus mengimplementasikan pengetahuan ini, termasuk pentingnya kesehatan reproduksi guna menekan angka kematian bayi, bayi tumbuh kecil atau mengalami stunting yang angkanya tinggi sejak 2012-2017.

“Dan inilah pentingnya literasi kesehatan reproduksi bagi mahasiswa khususnya di UINSA Surabaya. Hal ini bisa meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai ilmu kesehatan reproduksi; memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi; memiliki aspirasi yang baik untuk menjaga kesehatan reproduksi; memiliki motivasi yang tinggi untuk menerapkan kesehatan reproduksi bagi dirinya dan lingkungan kampus. Pangkas Ni’am”.

Kegiatan melalui Asdep Organisasi Kepemudaan dan Pengawasan Kepramukaan bekerjasama dengan Universitas Islam Negri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang diikuti oleh sekitar 150 mahasiswa secara resmi dibuka oleh Wakil Dekan Fakultas Psikologi dan Kesehatan UINSA. Prof. Dr. Abdul Muhid, M.Si. mewakili Rektor.

Dalam sambutan pembukaannya beliau mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan hal sangat perlu dikuatkan dalam program program lanjutan di bidang penelitian dan pengembangan yang sedang dilaksanakan di Kabupaten Madura, tentunya untuk meneliti banyaknya pernikahan dini khususnya di Kabupaten Madura, mudah mudahan ini menjadi awal dari kegiatan yang akan berlanjut di kemudian hari.

Narasumber dalam kegiatan ini antara lain Drs. Iman Gunawan, MAP. (Plt. Asdep Organisasi Kepemudaan dan Pengawasan Kepramukaan Kemenpora), Hj. Margaretha Aliyatul Maimunah, SSi. M.Si. (Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia/KPAI), Ibu Tatik Mukhoyyaroh M.Si. (Sekprodi Psikologi UINSA) dan Esti Novi Andriyani, M.Kes (Bidan Senior).

Komentar