Harus Setor Rp 20 jt, Pengurus HIPPA di Ngawi Resah,  Proyek P3TGAI di Balut Semen Seadanya dan di Tutup Lumpur Sawah

Daerah29924 Dilihat

Editor penulis : Joko Susilo

NGAWI,mabesbharindo.com – Menjadi sorotan para awak media,  Tahun ini ada 25 Desa di Kabupaten Ngawi telah menerima Proyek pembangunan irigasi tersier dari Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) tahun 2022 dari Kementerian PUPR.

Di lokasi proyek terlihat tanggul-tanggul hanya di balut semen seadanya dan susunan batu juga hanya ditutupi lumpur sawah, sehingga hasil pelaksanaan proyek irigasi tersier itu pun dinilai amburadul.

Telah di potong dan tidak utuh sehingga target kualitas proyek sulit di lakukan. Dugaan dana ini di sunat merebak karena konon proyek di dapat dari hasil loby yang di lakukan oknum pengurus partai.

Di ketahui hal tersebut atas pengakuan penerima  bernama Sugiono selaku kelompok masyarakat dari Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) di wilayah Kecamatan Kasreman.

“Kalau merujuk pada rancangan yang sebenarnya ya dananya tidak sampai, karena memang pas dana turun, kami diminta menyetor 20 persen ke orang parpol itu,” ujar Sugiono

Foto Sugiono ketua Hippa.

Ada  24 desa yang menerima proyek P3-TGAI di Kab Ngawi dan tersebar di 11 Kecamatan yakni Padas, Karangjati, Kasreman, Kwadungan, Paron, Widodaren, Gerih, Geneng Kedunggalar, Mantingan dan Sine.

Adapun anggaran sekitar Rp195 juta per-desa itu baru cair pada termin pertama bulan Mei lalu dan selanjutnya termin kedua dan ketiga. Sebab pencairan dilakukan tiga termin.

Meski banyak mengeluh, pengurus HIPPA mengaku tak berdaya. Mereka juga ingin ada perbaikan tanggul irigasi di desanya.

“Dana turun yang ke kami kan lewat rekening kelompok, turun sekitar Rp 68 juta tapi diminta menyetor 20 persen dari hitungan global Rp195 juta,” ungkap Prapto, ketua HIPPA di wilayah Kecamatan Padas.

Berusaha di mintai keterangan awak media, Selaku penanggung jawab pelaksanaan proyek tersebut, Namun tak satupun yang bisa di temui di kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo yang ada di Madiun ini.

Pun seorang pegawai bernama Dian(sapaan akrab) menyarankan untuk menghubungi konsultan manajemen BBWS dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang berkantor di Solo.

“Konsultan manajemen, Sutiyon Jahtoro tidah berada di kantor, saat ini sedang tinjau lapangan, apabila mendesak silahkan datang ke solo menemui (Pejabat Pembuat Komitmen ) PPK P3TGAI untuk lebih detailnya” pungkasnya.

Sumber : Sekilasmedia.com

Komentar