MabesBharindo, Pasuruan – Bocah 9 tahun sungguh bernasib malang. mengapa tidak, ia justru kehilangan mahkotanya yang sangat berharga sekali. Sabtu (12/6/2021).
Sebut saja Melati (Nama Samaran) 9 tahun, yang masih duduk di kelas 4 SD, asal Sukorejo, Kec. Sukorejo, Kab. Pasuruan, harus merelakan keperawanannya diusia yang masih menikmati masa-masa bermainnya.
Sugiati selaku relawan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Pasuruan mengatakan, Waktu kejadian, anak tersebut saat pengajian temannya ini mengatakan, “Eh, besok ikut aku ta ke taman dayu, tapi jangan nangis yang nurut dan jangan bicara yang enggak-enggak,” sugiati saat menirukan ucapan korban.
Keesokan harinya korban di ajak ke kamajaya, disitu sudah ada temannya.
“Setelah itu mereka berangkat mengajak korban dengan naik angkot dan turun di taman dayu,” kata sugiati kepada wartawan.
Polisi Berhasil Bongkar Kasus Budidaya Tanaman Ganja Hidroponik
Ia menceritakan, Ketika sudah sampai di taman dayu, mereka sudah di jemput oleh seseorang dengan menggunakan mobil.
“Seseorang itu tadi yang jadi supirnya orangnya tinggi besar, sedangkan disamping supir itu ada LD, di belakang supir itu Melati dan di tengah ada E serta dipinggir pintu H. Meluncur ke wilayah tretes,” ceritanya.
Lanjutnya, Ketika sampai di tretes, mereka berlima masuk ke suatu villa. Kemudian di ruang tamu di beri miras jenis anggur merah.
“Korban setiap meminum anggur merah dihargai 100 ribu. Jadi setiap habis minum langsung di beri 100 ribu, dia menghabiskan 4 gelas jadi mendapat 400 ribu,” katanya.
Namun, masih kata sugiati, selanjutnya giliran LD menghabiskan 6 gelas yang berarti dapat uang 600 ribu, jadi total semua adalah 10 gelas dan mendapatkan uang sebesar Rp. 1 juta.
Ketika itu, “Karena anak ini masih berumur segitu, langsung kepalanya merasakan pusing. Pada saat itu korban antara sadar dan tidaknya, masih mendengar kalau dirinya disuruh masuk ke dalam kamar.
“Saat masuk ke dalam kamar sudah ada laki-laki yang tadi menjemputnya itu, pakaian korban langsung dilepas semua dan disetubuhi,” ceritanya.
Dilanjutkan, awal terbongkarnya kasus itu setelah dari tretes malamnya si Melati ini muntah-muntah, bahkan sudah lemas. Saat guru ngajinya menghubungi untuk mengajak mengaji, dia mengatakan kalau dirinya itu sedang datang bulan.
“Ketika itu para tetangganya menanggapi kenapa, karena tetangganya sangat curiga, karena anak berumur segitu kok sudah datang bulan. Akhirnya Melati bercerita kepada tetangganya kalau sudah di cekoki miras oleh temannya, itu terkuaknya,” ujarnya.
Selanjutnya, dilaporkanlah ke pihak desa setempat. Setelah dipanggil ke kantor desa, mereka langsung melaporkan ke Polres Pasuruan dan saya dampingi kasusnya.
Harapan saya terkait kasus ini, kalau pelaku tetap diproses secara hukum dan untuk korban sendiri sebaiknya kita tanamkan lingkungan yang sehat.
“Pengawasan dari pihak keluarga terutama lingkungan dan desa, karena itu lingkungan yang utama, karena meraka hidup dalam pengawasan keluarga,” tutupnya.
Komentar