Diduga Demi Mengejar Target pembangunan Jalan Setapak Desa Sejangko ll Diduga Dikerjakan Asal Jadi
“Mabes bharindo Ogan Ilir”
Proyek pembangunan jalan di desa Sejangko ll, Kecamatan Rantau Panjang, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018 kembali disoroti oleh warga setempat. Pasalnya, jalan yang dibangun 3 tahun silam tersebut hingga kini belum terselesaikan sesuai rencana pembangunan yang mulanya 1200 meter, ternyata yang terealisasi kurang lebih hanya sampai satu kilometer saja. Demi pengejar target proyek cepat selesai serta untung besar diduga dikerjakan asal jadi.
Menurut pengakuan Jum warga setempat mengatakan kepada media ini, seingatnya jalan ini dibangun menggunakan Dana Desa (DD) Sejangko ll tahun 2018. Untuk papan proyek, saat itu kami tidak melihatnya jadi kami tidak tahu berapa anggaran yang dihabiskan untuk pembangunan jalan ini.
” Setau kami, jalan ini dibangun 2018 dari DD Pemdes Sejangko ll dan dikerjakan secara gotong royong. Sebagian dilakukan manual dan ada sebagian yang pengerjaannya menggunakan mobil alat sejenis molen”, ungkap Jum sembari menunjukkan lokasi jalan tersebut, Senin (12/7/2021) siang.
Berdasarkan informasi lanjutan dari Jum yang juga merupakan tukang bangunan di desa tersebut, diketahuinya bahwa jalan yang dibangun tersebut sepanjang 1.200 meter dengan lebar 2 meter dengan ketinggian 20 cm. Akan tetapi realisasinya belum mencapai batas yang direncanakan.
” Panjang jalan yang sudah dicor ini kurleb 1000 meter dan untuk sisanya belum. Pengerjaannya pun dilakukan dengan membuat kotak mal sepanjang 20 meter. Setelah itu mal tersebut diisi pasir, batu, dan semen lalu disiram dengan air menggunakan mesin air biasa dan diaduk hingga merata secara manual oleh orang banyak. Memang ada juga yang pakai molen di bagian yang bagus di sana”, jelasnya.
Dari informasi yang berhasil dihimpun dari salah satu tokoh masyarakat setempat (Eteh) mengatakan kepada wartawan ini, diketahui bahwa anggaran pembangunan jalan tersebut terealisasi melalui dana desa (DD) Tahun 2018 kurang lebih nilainya sebesar Rp. 745,5 juta rupiah, itupun baru selesai pengerjaannya setau kami pada tahun 2019 kemarin. Jalan setapak ini mudah rusak sampai separah ini dari mulai selesai pengerjaannya hingga sekarang, kami menduga hal ini karena pemdesnya diduga dikejar target proyek harus cepat selesai atau kejar target untung besar jadi dikerjakan asal jadi dan akhirnya mudah rusak, hancur kayak gini dan hal hasilnya jadinya saat mengecewakan warga.
Sementara, Kades Sejangko ll M. Nazir ketika dimintai keterangannya di di balai desanya mengatakan, memang untuk pengerjaan jalan itu dillakukan secara manual namun ada pula yang memakai molen.
” Sebagian memang manual, tapi sebagian ada yang pakai mobil molen. Untuk anggaran nya, silahkan dikonfirmasi melalui Budi (perangkat desa) karena dialah yang membuat RAB nya”, katanya kades berdalih tidak mengetahui.”Tutup”(Rpn/11).
Komentar