Debat Kedua Calon Bupati Lamsel: Perdebatan Panas dan Ketidaknyambungan Jawaban Paslon Nomor Urut 01

Politik796 Dilihat

Mabesbharindo.com

Kalianda – Debat kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati Lampung Selatan (Lamsel) yang berlangsung pada Jumat malam, 25 Oktober 2024, suasana panas terjadi ketika pasangan calon nomor urut 01, Nanang Ermanto dan Antoni Imam, terkesan tidak mampu menyinkronkan jawaban yang diberikan.

Ketidakselarasan ini terlihat terutama ketika wakil calon, Antoni Imam, mulai menjawab pertanyaan yang seharusnya diarahkan kepada calon bupati, Nanang Ermanto. Momen tersebut langsung memicu reaksi keras dari para penonton yang hadir.

Debat dibuka oleh moderator, Mia Selvina, dosen Universitas Islam Negeri (UIN), yang melontarkan pertanyaan dari amplop B. Pertanyaan tersebut memfokuskan pada penghargaan Lamsel sebagai daerah dengan capaian reformasi birokrasi terbaik di Provinsi Lampung pada tahun 2024, sekaligus menyinggung pentingnya tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan di tengah isu korupsi atau Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN).

Moderator Mia menanyakan langkah konkret yang akan diambil pasangan calon jika terpilih, guna meningkatkan pencapaian ini sekaligus memastikan pemberantasan korupsi di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamsel secara efektif.

Sebuah pertanyaan yang memancing banyak perhatian, mengingat isu korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan selalu menjadi sorotan utama dalam pemerintahan daerah.

Saat diberikan waktu untuk menjawab, Antoni Imam, yang merupakan wakil dari paslon nomor urut 01, memulai dengan menyampaikan apresiasi terhadap kinerja birokrasi di Lampung Selatan.

“Terima kasih patut diberikan kepada seluruh jajaran birokrasi yang ada di Lampung Selatan yang telah bekerja dengan semangat tinggi,” ujar Antoni, dikutip YouTube Lampung TV, Sabtu 26/10/2024.

Namun, baru berbicara sebentar, moderator segera menghentikan Antoni dan mengingatkan bahwa segmen tersebut hanya diperuntukkan bagi calon bupati, Nanang Ermanto.

Reaksi para penonton pun semakin kuat setelah mendengar pernyataan moderator. Suasana riuh ketika beberapa penonton berteriak, “Gak nyambung!” mengkritisi ketidakjelasan alur jawaban yang diberikan paslon nomor urut 01.

Meski demikian, moderator berusaha mengendalikan situasi dan meminta hadirin untuk tetap tenang.

Selanjutnya, Nanang Ermanto mengambil alih untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Dalam jawaban yang disampaikannya, Nanang menggarisbawahi capaian-capaian yang telah diraih pemerintah di bawah kepemimpinannya selama ini.

“Di bawah pimpinan saya, dengan gotong royong bersama aparatur pemerintah, baik di tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan, dan desa, kita telah mencapai banyak hal positif,” ungkap Nanang.

Namun, penjelasan Nanang dinilai kurang mendalam, terutama terkait langkah nyata dalam memberantas korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan di Lamsel. Jawaban tersebut dinilai tidak memberikan solusi konkret atas isu sensitif yang diajukan oleh moderator, sehingga terkesan kurang tanggap terhadap pertanyaan terkait korupsi yang merupakan salah satu isu utama di debat tersebut.

Sementara, pasangan calon nomor urut 02, Egi Pratama dan Syaiful Anwar juga turut menanggapi isu tersebut. Egi menyebutkan meskipun pasangan calon nomor urut 01 telah memberikan gambaran umum tentang pencapaian reformasi birokrasi di Lamsel, masih ada beberapa temuan dari Inspektorat yang menunjukkan adanya permasalahan terkait penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD).

Lebih lanjut, Egi mengungkapkan bahwa transparansi dan tata kelola pemerintahan yang bersih harus melibatkan konsep “Venita Helix.” Menurut Egi, konsep ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam meminimalisir KKN dengan melibatkan berbagai elemen, seperti akademisi, komunitas, Lembaga Masyarakat dan media, sehingga pengawasan dana publik dapat terlaksana secara efektif.

“Kami melihat bahwa elemen-elemen tersebut harus bisa bekerja sama, di mana masyarakat juga dapat berperan dalam mengawasi penggunaan dana pemerintah,” papar Egi.

Untuk diinformasikan Debat kedua ini menjadi salah satu sorotan publik di Lampung Selatan. Reaksi keras dari penonton menunjukkan besarnya antusiasme masyarakat dalam mengikuti proses pemilihan ini. Meskipun terdapat ketidaksinkronan dalam jawaban paslon nomor urut 01, namun debat tetap berlangsung hingga akhir dengan moderator yang berhasil mengendalikan situas

( Red)

Komentar