“Mabes Bharindo Ogan Ilir”
Terkait adanya pemberitaan pembangunan jalan tahun 2018-2019 dan puluhan hingga ratusan jamban (WC) tahun 2017-2019 hingga 2020 di desa Sejangko ll yang telah selesai dibangun, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, yang diduga kuat terjadi penggelembungan dana (Mark up) serta disinyalir diduga merugikan negara ratusan juta hingga miliyaran rupiah, Camat Rantau Panjang dan Pendamping Desa angkat bicara.
Camat Rantau Panjang Lukman Ajis ketika dikonfirmasi di kantornya mengatakan, Ia telah mengetahui berita tentang Pemdes Sejangko ll ini. Menurutnya, Ia akan segera mengkroscek ke lapangan dan panggilan kepala desanya (Kades) untuk menelusuri kebenaran laporan dari warga Sejangko ll tersebut.
“Secepatnya saya akan turun memeriksa kondisi WC dan jalan tersebut. Untuk masalah WC itu akan saya datangi ke rumah warga setempat yang merasa tidak puas dengan bangunan Pemdes Sejangko ll. Sedangkan untuk jalan, memang pada saat disertifikasi oleh pihak terkait waktu itu dinyatakan bagus.
Akan tetapi, adanya laporan kerusakan yang terjadi saat ini. Untuk itu, kami akan menanyakan hal tersebut kepada Pemdes. Memang pada saat itu, jalan tersebut dalam kondisi belum padat dikarenakan baru selesai ditimbun dengan tanah persawahan, kemudian dicor dan langsung dilewati, mungkin itu yang jadi faktornya”, terang Camat Lukman Ajis kepada media ini, Selasa (13/7/2021) siang.
Sementara itu dihari yang sama, Pendamping Desa Budi saat ditemui di sebuah acara musdesus di desa Jagorajo mengatakan, terkait berita tentang Pemdes Sejangko ll yang saat ini tengah jadi sorotan masyarakat setempat.
Baca Juga : Update COVID-19 Muba : Bertambah 10 Kasus Sembuh, 3 Positif, 6 Meninggal Dunia
Menurutnya, mengenai jalan di desa tersebut memang kondisinya baik saat disertifikasi. Akan tetapi terjadi kerusakan usai sertifikasi itu, di luar jangkauan kami.
“Proses pengerjaan jalan itu memang mengalami keterlambatan lantaran terkendala banjir dan untuk penimbunannya menggunakan tanah setempat. Adanya isu dana galian berasal dari aspirasi, saya tidak mengetahuinya. Yang saya tahu anggaran jalan tersebut mencapai ratusan juta rupiah”, bebernya.
Sedangkan untuk WC warga, sambung Budi, dana yang dianggarkan itu Rp 14 juta lebih per unitnya. Dari total dana tersebut para warga menerima bantuan berupa bahan material, ditambah biaya angkut dari lokasi ke rumah masing-masing sesuai jarak, dan biaya upah tukang.
“Untuk total keseluruhan WC yang telah dibangun, saya lupa berapa jumlahnya, yang jelas sejak 2017 hingga sekarang sudah mencapai ratusan unit. disindir masalah pembangunan WC ukuran 1,5mx2m dengan dana 14 jutaan tersebut sudah sesuai belum atau tidaknya, saya kurang tau” ujarnya berdalih tak mengerti.
Sementara, Kajari OI Marthen Tandi mengatakan, siap akan segera menindaklanjuti terkait laporan ini dan terjunkan Tim audit dan akan segera memanggil Pemdesnya,” singkatnya tegas.
Senada dengan komisi I DPRD OI melalui M Ikbal SH, kami akan segera panggil kadesnya dan inspektorat OI, bila terbukti tidak sesuai sepek anggaran maka hal ini, akan kami serahkan ke penegak hukum untuk segera ditindaklanjuti,” pungkasnya ikbal.
Komentar