Belitung Timur, Sanggar Batik Kewalahan Terima Pesanan 

Sosial & Budaya293 Dilihat

Belitung Timur, Sanggar Batik Kewalahan Terima Pesanan

 

MabesBharindo.com. Manggar, Diskominfo Beltim – Lomba Fashion Show Batik Belitung Timur membuat produk kain batik lokal laku keras. Bahkan ada salah satu sangar batik yang kewalahan terima pesanan.

 

Seperti yang diungkapkan Pemilik Sanggar Batik MG Manggrove, Maryanti (49) adanya kegiatan Fashion Show Batik langsung mendongkrak penjualan batik asal Desa Mekar Jaya Kecamatan Manggar ini.

 

“Pas bulan belakangan ini lakunya sekitar 50 setel. Yang laku banyakan memang batik sintetis yang warna warni cerah, kalau yang mangrove sedikit,” kata Yanti saat ditemui Diskominfo Beltim di Stand Pameran Fashion Show di Halaman Auditorium Manggar, Kamis (6/10/22).

 

Diakui Yanti kenaikan penjualan produk yang sudah produksi sejak 2014 ini sangat terasa. Jika tidak ada acara fashion show batiknya tak satu pun terjual dalam sebulan.

 

“Kalo dak ada acara ini sebulan nihil penjualan, paling setahun cuman laku 10 setel. Untuk harganya sama Rp 250 ribu per setel baik yang sintetis maupun yang mangrove alami,” ungkap Yanti.

 

Senada, untuk Batik De Simpor asal sanggar di Desa Gantung Kecamatan Gantung dalam sebulan laku 70 setel. Dibanding saat tidak ada kegiatan fashion show per bulan hanya berkisar belasan setel.

 

“Bulan ini 70 setel, biasanya belasan sampai 20 setel la penjualan per bulannya. Yang paling diminati yang motif daun simpor,” beber Pemilik Sanggar De Simpor Ira Apriliana.

 

Ira untuk harganya, produk batik yang sudah berdiri sejak 2017 lalu ini dipatok harga mulai dari Rp 225 ribu hingga Rp 400 ribu. Dia pun mengatakan dengan adanya kegiatan fashion show sanggar batik sangat terbantu.

 

“Alhamdulillah sangat terbantu dengan kegiatan seperti ini. Mudah-mudahan akan jadi even tahunan soalnya dengan adanya acara seperti ini UMKM batik terutama, dapat terangkat,” ujar Ira.

 

Sementara itu pemilik sanggar Batik Rembuding Mismiati mengaku kewalahan menerima pesanan yang membludak. Bahkan terpaksa harus menolak beberapa pesanan akibat tidak kekurangan bahan kain.

 

“Kalau lakunya bulan ini 40-an setel, karena ada yang kita kelabakan, kalang kabut nyari bahan untuk pesanan,” ungkap Mismiati.

 

Untuk itu ke depannya, Warga Desa Buding Kecamatan Kelapa Kampit ini berharap panitia akan dari jauh hari memberikan informasi kegiatan ataupun acara sejenis agar UMKM dapat lebih bersiap.

 

“Sangat terbantu kita. Cuman kalau bisa jangan dadakan ngadakan acaranya, soalnya dak bisa menuhi pesanan. Kendala kita di bahan baku yang harus dikirim dari luar Belitung,” pinta Mismiati

 

Lomba Fashion Show Buat Laris Batik Beltim

Kepala Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Belitung Timur Gustaf Pilandra menyatakan Kabupaten Beltim memiliki 6 sanggar batik lokal. Dari sanggar tersebut, kurang lebih 300 batik lokal Kabupaten Beltim terjual saat adanya kegiatan Fashion Show Batik.

          “Kalau kita rata-rata satu setel Rp 250 ribu, kira-kira Rp 75 juta uang yang masuk ke UMKM batik di seluruh Beltim. Jumlah itu belum termasuk pesanan tukang jahit dan tata rias,” ungkap Guftaf.

 

Sesuai dengan semangat utamanya, yakni mendongkrak dan mempromosikan produk UMKM Batik lokal, Fashion Show dalam Rangka Peringatan Hari Batik Nasional ini mewajibkan pesertanya menggunakan batik asli Beltim.

 

“Kita sangat bersyukur kegiatan ini memberikan dampak positif bagi UMKM khususnya pengerajin batik. Kita berharap para pengerajin batik juga akan semangkin bersemangat memproduksi dan membuat inovasi batik lokal,” ujar Gustaf.

 

Mantan Kepala Diskominfo Beltim itu juga berharap ke depan seluruh OPD di Kabupaten Beltim yang ikut menyaksikan kegiatan akan dapat menggunakan batik lokal sebagai seragam kantor.

 

“Dari kegiatan ini kita dapat melihat produk batik lokal tidak kalah bersaing dengan batik dari luar. Ke depan semoga pegawai kita pakai batik lokal juga,” harap Gustaf. @2!

 

Sht

Komentar