“TBC PENYAKIT MEMATIKAN 11 Orang/JAM MENINGGAL DI INDONESIA AKIBAT TBC”

Daerah681 Dilihat

Mabes bhayangkara SMI

 

TBC adalah penyakit menular yang mematikan, ada 11 orang meninggal di Indonesia pada setiap jam nya akibat penyakit ini.

Penyakit TBC di Indonesia memang sudah ada sejak lama, salah satu penyakit tertua didunia ini merenggut nyawa puluhan ribu orang Indonesia setiap tahun, mereka meninggal oleh sebab penyakit ini, itu artinya ada 11 orang yang tidak tertolong nyawanya pada setiap jam yang diakibatkan penyakit TBC. Oleh karena itu komitmen pemerintah untuk eliminasi TBC tahun 2030 ,sudah selayaknya didukung oleh semua pihak, dengan melakukan gerakan nyata untuk memerangi TBC .

Untuk bisa melakukan gerakan memerangi TBC bersama-sama, masyarakat perlu diberikan informasi terkait banyak hal yang berkaitan dengan penyakit yang menyerang area pau-paru ini, seperti proses penularan, jenis – jenis TBC, gejala TBC, Diagnosa, pengobatan, Dampak Tidak Menjalani Pengobatan TBC Secara Teratur, kapan dinyatakan sembuh, dan bagaimana pencegahannya. Sehingga diharapkan angka meninggal karena penyakit TBC pada setiap Jamnya bisa terus di tekan bahkan hingga titik nol.

Berikut kami sajikan seputar pertanyaan diatas, sebagaimana dikutip dari laman Dinkes DKI Jakarta, dengan judul artikel “Ayo Berantas TBC Bersama-sama”, 24 Maret 2022

TB/TBC atau Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. TBC tidak hanya dapat menyerang paru-paru, tetapi organ vital lainnya, seperti selaput otak, usus, kelenjar getah bening, dan tulang, dll. Berdasarkan paparan dari Direktur P2PM, Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes, dalam pembahasan “Investasi Untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa” setiap jam ada 93.000 orang meninggal setiap tahun akibat Tuberkulosis. Jika dihitung lebih lanjut, terdapat 11 orang meninggal setiap jamnya akibat penyakit ini.

Proses Penularan

TBC dapat menular pada waktu batuk atau bersin. Pasien yang batuk/bersin menyebarkan bakteri ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet). Infeksi akan terjadi apabila seseorang menghirup udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak yang mengandung kuman sebanyak 0-3.500 Mycobacterium Tuberculosis. Sedangkan jika pasien TB bersin, dapat mengeluarkan sebanyak 4.500 – 1.000.000 Mycobacterium Tuberculosis.

Sebenarnya Ada Berapa Jenis TBC?

Tuberkulosis berdasarkan lokasi anatomi penyakit terbagi menjadi dua, yaitu Tuberkulosis Paru dan Tuberkulosis Ekstra Paru. TBC Ekstra Paru terjadi pada organ selain paru, seperti saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak, tulang, dll.

Diagnosis TB Ekstra Paru dapat ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis.

Gejala TBC

Gejala utama pasien TBC paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik dan demam meriang lebih dari satu bulan.

Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TB yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.

Gejala-gejala tersebut di atas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti Bronkiektasis, Bronkitis Kronis, Asma, Kanker Paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke Fasyankes dengan gejala di atas, dianggap sebagai seorang terduga pasien TBC.

Dengan melakukan pemeriksaan penunjang Tes Cepat Molekuler (TCM), bakteri TBC dapat segera terdeteksi.

Diagnosa TBC

Tes Cepat Molekuler (TCM) merupakan alat diagnosis utama yang digunakan untuk penegakan diagnosis Tuberkulosis, baik TBC paru maupun TBC Ekstra Paru. Pemeriksaan TCM dilakukan dari spesimen dahak. Pemeriksaan penunjang lain digunakan untuk mendukung penegakan diagnosis.

Pengobatan TBC

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) adalah komponen terpenting dalam pengobatan TBC. OAT untuk pengobatan TBC disediakan gratis oleh pemerintah.

Kunci keberhasilan pengobatan TBC adalah kepatuhan dalam menjalani pengobatan secara teratur selama minimal enam bulan dan rutin meminum obat sampai dinyatakan sembuh. Apabila sudah menjadi terduga TBC, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan dahak menggunakan Tes Cepat Molekuler (TCM). Untuk hasil positif TBC, akan langsung inisiasi Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Untuk hasil negatif TBC, diberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi kontak erat pasien TBC, dan bagi yang bukan kontak erat, diberikan KIE PHBS.

Dampak Tidak Menjalani Pengobatan TBC Secara Teratur

Jika pengobatan TBC tidak dilakukan secara teratur, maka penyakit TBC ini akan menjadi Tuberkulosis Resisten Obat (TB-RO), kondisi di mana bakteri TBC menjadi lebih kebal, sehingga proses pengobatan juga menjadi lebih lama.

 

Kapan Dinyatakan Sembuh?

Pasien TBC dinyatakan sembuh apabila telah menyelesaikan pengobatan sesuai standar dan hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan telah negatif.

Pencegahan

Untuk mencegah TBC datang, sebaiknya selalu membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, membuat ruangan dengan ventilasi yang baik, makan makanan bergizi agar imun tubuh tetap kuat dan tentunya tidak merokok.

Teruntuk untuk orang tua yang baru mempunyai bayi, vaksinasi BCG sangat mutlak dibutuhkan bagi bayi yang baru lahir.

Untuk yang sudah terdampak TBC, tentunya jangan berhenti untuk meningkatkan daya tahan tubuh melalui perbaikan kualitas nutrisi. Selain itu, perlu pula membudayakan perilaku etika berbatuk dan cara membuang dahak bagi pasien TB. Menggunakan masker dengan benar bagi pasien TBC untuk mencegah penularan.

Terapi Pencegahan TBC (TPT) bagi Kontak Erat pasien TBC dan orang berisiko lainnya juga wajib dilakukan untuk mengurangi bakteri sumber penularan dan mencegah tahap penularan selanjutnya.

 

 

Reforter. : FR & team MBS

Komentar