Pupuk Bersubsidi Langka, Haruskah Petani Kembali ke Pupuk Organik…?

Daerah302 Dilihat

MABESBHARINDO l BOJONEGORO – Pupuk bersubsidi selalu menjadi persoalan bagi petani di setiap musim tanam. Mulai dari kelangkaan hingga persoalan harga. Misalnya yang selalu di Kecamatan Sekar Kabupaten Bojonegoro. Para petani mulai khawatir jagung mereka gagal penan karena belum dipupuk. Sesuai perhitungan mereka, sudah saatnya jagung dipupuk.

“Kata petani, pupuk subsidi di masa tanam ke 2 ini masih langka, sedangkan harga benih jagung juga sudah mahal, belum nanti keserang hama, belum lagi turun harga beli dari hasil pertanian, kata Sholikin salah satu petani di kecamatan sekar saat bertemu awak Media Mabes Bharindo, Sabtu (06/3/2021).

Lanjut Sholikhin, dengan kelangkaan pupuk bersubsidi dari pemerintah kebanyakan petani pindah ke pupuk semprot, yang hasil nya juga lumayan untuk sementara waktu guna mencukupi nutrisi yang di butuhkan tanaman.

Apapun alasannya, menurut pria asal Sekar itu, kebijakan dan kelangkaan subsidi pupuk ini telah membuat para petani menjerit kesusahan.

Dengan situasi yang seperti ini, mungkin inilah adalah saat yang tepat untuk para petani Indonesia beralih ke pupuk organik cair ( Pupuk Semprot ) dan meninggalkan pupuk kimia yang digencarkan rezim orde baru. Menurut Sholikin, sebagian besar tanah di pulau jawa ini sudah penuh dengan bahan kimia, dan hasilnya akan stagnan secara terus menerus.

“Dengan organik tidak perlu ada subsidi pupuk, para petani kembali memuliakan tanah dengan cara-cara alami,” terang Sholikin.

Selain itu, keluh dan kesah petani selain kelangkaan pupuk juga turun nya harga komoditas ketika panen, lagi-lagi petani menjadi korban dan menjadi sasaran,”pungkasnya. (Mashuri).

Komentar