Perlunya KIP Di Beltim

Daerah, Pemerintahan341 Dilihat

MabesBharindo.com – Setelah sekian lama Penambangan Timah ada di Beltim memang masalah perizinan, kerusakanlingkungan dan dampak sosial menjadi konsen semua pihak, artinya Pemerintah, APH, LSM, Korporasi tidak memungkiri inilah hal yang harus diselesaikan.sekasa (26/09/2022)

 

Untuk saat ini kekayaan Timah di Beltim sendiri masih terdapat di alur² sungai dan muara daripeninggalan penambangan yang dilakukan PT Timah waktu – waktu  lalu dan di laut sekitar perairan laut Manggar, Burung Mandi dan Gantung yang kesemuanya masuk kedalam IUP OP aktif PT.Timah dengan luasan sekitar 32.000 Ha, yang masih berlaku hingga tahun 2025.

 

Kekayaan Timah di laut Beltim setidaknya pada saat ini adalah yang terkaya kandungannya se-Babel, Konon infonya mencapai ratusan ribu ton.

 

“Oleh karena itu Ade Kelana, Ketua LSM Fakta Belitung Timur, berpendapat sangatlah merugi apabila kekayaan alam ini tidak mau dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Beltim dan sumber pendapatan daerah, dengan pengaturan dan pengelolaan yang menguntungkan semua pihak tentunya ” harus di kelola lah kekayaan ini, ini anugrah untuk kita di Beltim dari Allah subhanahuwata’ala, asal dikelola dengan baik dan benar aku yakin banyak pihak yang diuntungkan, ” jelasan Ade.

 

Kepada pemerintah Provinsi Babel dan Pemkab Beltim hendaknya berupaya untuk mendorong PT. Timah sesegera mungkin untuk mengambil manfaat dari IUP OP laut aktif, dan membantu mempermudah pengurusan perizinan dan ikut serta mensosialisasikan kewilayah yang terdampak, karena jelas banyak yang akan diuntungkan dengan kegiatan ini “, Sambung Ade.

 

Ade pun tidak memungkiri jika akan ada juga gerakan untuk melakukan penolakan atas kegiatan ini, baik saat sosialisasi maupun pada saat operasionalnya nanti, namun Ade yakin itu akan berangsur surut apabila realisasinya betul-betul dirasakan semua pihak.

 

” Ya pastilah akan ada pro kontra untuk kegiatan ini, tidak akan mungkin seratus persen setuju pasti adalah sedikit yang kontra, dengan berbagai dalih dan alasan, hal itu wajar-wajar saja,” lanjut Ade kalau bicara tambang laut tentunya tidak lepas dari peralatan untuk mengambil mineral timahnya yaitu Kapal Isap Produksi (KIP) yang kepemilikannya banyak dimiliki oleh Swastayang nantinya harus bermitra dengan PT Timah.

 

” Untuk peralatan tentu KIP lebih efisien dan lebih ramah lingkunganlah dalam beroperasi, untuk itu aku juga berharap PT Timah segera bersosialisasi ke mitra-mitranya, sekiranya ingin beroperasi di Beltim supaya ikut serta bersosialisasi ke masyarakat terdampak agar dapat mempercepat pengoperasian KIP mereka ” sambung Ade.

 

Ade pun menyatakan tidak setuju jika nanti rajuk tower diizinkan ikut beroperi dilaut.” jangan lah, rajuk jangan diizinkan beroperasi dilaut, aku lebih setuju PIP dari PT Timah yang dioperasikan, setidaknya lebih minim konflik sosialnya” tutup Ade.

 

Setidaknya pendapat Ade ini bisa dianggap berani, namun terlihat realistis dalammemanfaatkan kekayaan alam Beltim ini, sesuai dengan semboyan kabupaten Beltim BangkitBerdaya dengan sumber daya alam yang ada.

 

Manggar, 27 September 2022 KETUAADE KELANA. Sht

 

Komentar