MabesBharindo, Bojonegoro – Petani padi di sejumlah daerah kini tengah gelisah, pasalnya setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan tidak produk asing, kini mengumumkan untuk mengimpor 1 juta ton beras. Akibatnya, sejumlah petani mengeluhkan harga padi yang kian menurun, khususnya di Bojonegoro.
Hal tersebut diakui oleh Joyo Sadi salah satu petani padi yang beralamat di Desa Bareng, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, saat ditemui awak media Mabes Bharindo, Minggu (07/03/2021).
“Sekarang harga padi kering ( sudah dijemur ) hanya laku sekitar Rp. 4.500, kalau dijual dalam keadaanmasih basah malah lebih murah lagi, apalagi untuk petani yang masih memanen padinya dengan mesin herek, (alat perontok padi manual) padi akan dibeli dengan murah”, ujarnya.
“Selain menanam padi memang saya tanam komoditi lain, seperti jagung dan juga bawang merah, tapi saat kondisi musim panen harganya juga kian menurun, bagaimana nasib para petani ?,” keluh Joyo Sadi.
“Kita para petani melakukan pengolahan lahan dan juga perawatanya semua membutuhkan biaya, waktu panen juga mengeluarkan biaya, tapi hasil panen kita hanya dibeli dengan harga yang pas-pasan” imbuhnya.
Kondisi yang dialami sejumlah petani di pelosok Bojonegoro ini, juga di rasakan di daerah lain di wilayah kabupaten Bojonegoro. Jika seperti ini terus bagaimana nasip petani?”, pungkas Joyo Sadi. (Jayadi)
Komentar