Pak Joe dan Kopor Nuklir Sang Presiden Amerika, Ini Ulasannya

Internasional338 Dilihat

MabesBharindo, Amerika – Rabu pagi hari, tanggal 20 Januari 2021, sekitar pukul 08.00, atau empat jam sebelum dilantik, (ketetapan UU, presiden dan wakil presiden terpilih Amerika HARUS SUDAH dilantik tepat pukul 12.00.00, tepat tengah hari, tanggal 20 Januari, empat tahun sekali) presiden terpilih Amerika – Pak Joe dan wakilnya Bu Kamala- akan mendapat sebuah arahan kecil namun sangat penting dari panglima AB.

Isinya: sebagai presiden dan wakil presiden sekaligus panglima tertinggi angkatan bersenjata, ia dan bu Kamala, akan disertai satu perwira khusus yang selalu siaga dan akan terus menempel selama 24 jam penuh kemanapun pergi.

Perwira ini membawa sebuah kopor kulit besar -berat sekitar 20 kg – yang isinya perangkat sangat penting dan sangat mematikan. Itulah kopor yang bisa meluncurkan peluru kendali berhulu ledak nuklir! Atau biasa disebut ‘Football’!

Para pembawa kopor ini akan ikut kemana saja. Masuk ke pesawat air force one, berdiri di samping mimbar saat presiden pidato juga ikut melesat cepat ketika presiden/ wakil berada dalam iring-iringan kendaraan bermotor.

Kopor itu ada beneran dalam kehidupan nyata. Dan sang perwira juga nempel beneran selama 24 jam penuh. Itu bukan kisah fiksi novel atau film. Nyata ada.

‘Tradisi’ membawa kopor kemana-mana bahkan sudah bertahan puluhan tahun –turun temurun- dari presiden ke presiden!

Kopor sebetulnya terbuat dari aluminium keras, tahan air dan tahan benturan, buatan nomor satu dunia dari pabrik Zero Halliburton, pembuat kopor aluminium kelas wahid.

Untuk menyamarkan kesan kaku dari penampilan kopor -kotak, berat dan dingin- Football dibungkus lagi dengan lapisan kulit hitam, agar nampak lebih adem, ramah dan tak menarik pandangan mata.

Para perwira pembawanya, juga bukan perwira kelas abal-abal. Mereka bergiliran jaga selama 24 jam penuh di berbagai medan dan situasi.

Minimal berpangkat mayor yang diambil dari prajurit terbaik dari enam matra angkatan bersenjata Amerika (AD, AL, AU, Marinir, Space Force dan Coast Guard). Mereka diseleksi sangat ketat dan sangat rahasia.

Rekam jejak dan masa lalunya diteliti benar benar. Yang terpilih adalah mereka yang benar-benar bersih, berprestasi, sehat jiwa dan raga.

Saat bertugas tidak diperkenankan memasang nama di dada (menghindari penelusuran oleh pihak musuh bila namanya ikut terfoto saat bersama presiden), harus serius dan tak boleh banyak tingkah.

Mayor Harold Hering dipecat dari AU, 1973, hanya karena ia berseroloh saat tugas bawa kopor, “gimana kalau perintah peluncuran nuklir datang dari presiden gokil?”

Mengurus Football tak main-main, sebab, disana juga terletak nasib dunia.

Puluhan -untuk tidak menyebut ratusan- peluru berhulu/ berkepala ledak nulir itu juga ada betulan. Posisinya tersebar di seantero jagad. Daya ledak setiap peluru kendali ini ribuan kali dahsyatnya dari bom atom yang meledak di Nagasaki dan Hiroshima. Atau, semua bom atom masa Perang Dunia Kedua 1945 akan terlihat seperti kembang api mainan anak-anak saja!

Karena kerap berada tak jauh dari presiden, perwira pembawa sering terlihat dalam foto-foto yang beredar di media cetak dan tayangan televisi. Wajah mereka nampak serius, dingin dan tidak boleh berbicara dengan siapapun.

Beberapa pengalaman para perwira pembawa kopor:

1988, karena terlalu lama berada di Lapangan Merah, Moskow, saat Presiden Ronald Reagan mengunjungi presiden Sovyet, Mikhail Gorbachev, sang petugas kopor letkol Woody Lee menaruh kopor maut itu tergeletak di tanah begitu saja di dekat kakinya!

Gak takut disambar orang? Kalau kita zoom gambarnya maka akan terlihat sebuah tali baja kuat –yang disamarkan sewarna dengan seragamnya- tetap terhubung antara tangan kirinya dan kopor. Maklum, acara molor karena presiden keasyikan dan kopor 20 kg terasa berat juga kalau terus ditenteng!

Sewaktu presiden Ronald Reagan luka tertembak, 30 Maret 1981, ia harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan, celakanya, ambulan yang membawa presiden yang terluka telah melesat cepat meninggalkan perwira pembawa kopor. Ia tertinggal jauh. Terpisah. “Rasanya saya ketakutan setengah mati, karena situasi krisis dan panggilan untuk membuka kopor bisa terjadi kapan saja” ucap petugasnya.

Ada 3 kopor Football yang disediakan. Satu untuk presiden, satu untuk wakil presiden dan satu sisanya disimpan untuk keadaan darurat.

Maksudnya begini, otoritas ijin meluncurkan nuklir tetap diutamakan dari presiden, tetapi bila ia meninggal mendadak/ gugur karena situasi, maka otoritas peluncuran kini beralih ke wakil presiden.

Dan, bila karena suatu kejadian luar biasa, dimana presiden dan wakilnya gugur secara bersamaan, maka kopor ketiga dikeluarkan, football akan langsung menempel pada Menteri Pertahanan.

Perintah peluncuran bisa dilakukan setelah berkonsultasi dengan Penasehat Keamanan Negara dan Jaksa Agung.

Situasi ini tentu terjadi di saat negara dalam keadaan genting.

Setelah diterangkan cara kerja kopor, Pak Joe dan Bu Kamala diberi sebuah lempengan plat anti air –terbuat dari plastik keras- ukuran 7 cm x 13 cm. Plastik ini bisa dipatahkan bagian tengahnya, karena itu kerap disebut ‘Biskuit’-seperti kita mematahkan biskuit saat ngopi dan di dalamnya akan tersimpan sebuah kartu yang berisi sederetan nomor kode.

Sandi ini bisa ‘menghidupkan’ kopor agar tersambung dengan panglima yang berada di Ruang Situasi Krisis dan juga terhubung dengan para komandan di lapangan peluncuran rudal nuklir baik yang berada di darat maupun di dalam kapal selam yang bersembunyi di bawah samudera.

Deret kode ini bisa terdiri atas angka dan huruf yang disusun secara acak. Biskuit HARUS dibawa sendiri oleh presiden dan tidak boleh dititipkan pada ajudan/ sekretaris.

Demi keamanan, biskuit akan diperbaharui secara berkala. Itu berarti biskuit lama akan diminta dari presiden/ wakil terus dimusnahkan dan kemudian mendapat lempeng plastik baru.

Ini deret kode sakti, karena bila nomor kodenya telah dimasukkan itu artinya presiden telah mengetahui dan menyetujui peluncuran, panglima di Ruang Situasi Krisis kemudian meneruskan perintah pada komandan di lapangan untuk menekan tombol peluncuran! Semua perintah dilakukan dalam waktu yang sangat rapat dan cepat.

Kisah kartu biskuit yang harus dibawa presiden juga macam-macam.

Ronald Regan termasuk yang paling apik dan hati-hati, saat ia tertembak dan dibawa ke rumah sakit, dokter harus menggunting baju dan celananya dan membuka sepatunya, dokter tertegun manakala ia menjumpai biskuit terikat rapi di kaki Reagan dan ditutupi kaos kaki!

Jimmy Carter selalu menyelipkan Biskuit di saku jas, sementara Bill Clinton pernah merasa malu saat skandal seks dengan Monica Lewensky, gadis petugas magang di Gedung Putih, tengah hangat, ia tidak bisa menemukan biskuitnya di saku manapun! Petugas Football lalu memberi kartu yaang baru.

Sebetulnya, dari mana asal mula tradisi kopor Football ini?

Itu berawal dari kegelisahan presiden John F Kennedy saat krisis Kuba terjadi 1962. Waktu itu, Sovyet telah membangun pangkalan peluru kendali nuklir di negara Kuba, selatan Amerika dan tak jauh jaraknya, yang semua moncongnya langsung mengarah ke daratan Amerika!

Kennedy panik, “bagaimana kalau telepon saya –untuk memerintahkan pelucuran- karena suatu hal tidak bisa terdengar panglima di Ruang Situasi Krisis? Atau, apa jadinya kalau panglima di ruang itu bertindak sendiri? Berinisiatif sendiri untuk memencet tombol? Tentu bisa gawat!

Akhirnya dirancanglah skema pengamanan yang sampai sekarang dipakai, kopor football. Disebut demikian karena lapisan kulitnya agak benjol/ kembung, mirip kopor untuk membawa bola rugby, (kalau Anda menyebut football di Amerika itu artinya: sepak rugby -bolanya benjol- kalau sepak bola seperti yang lazim kita kenal, di Amerika disebut Soccer).

Kopor hanya berfungsi tatkala Presiden berada jauh dari Ruang Situasi Krisis. Dan football juga tak berguna bila presiden telah berada di ruangan itu. Sebab kendali dan perintah langsung bisa dilakukan dari sana.

Setelah Pak Joe dan Bu Kamala diberi penjelasan lengkap, mereka langsung di beri biskuit. “Kode itu tidak bisa dipakai, dan baru ‘hidup’ satu detik setelah Anda mengucapkan sumpah. Petugas pembawa kopor juga akan langsung menempel begitu pembacaan sumpah telah selesai” demikian petugas keamanan dalam memberi arahan.

Trump si pembuat repot.

Masalah kecil lalu muncul. Biasanya mantan presiden/ mantan wakil presiden selalu hadir saat upacara pelantikan presiden dan wakil presiden baru. Setelah itu, acara dapat berjalan lancar, termasuk serah terima kopor dari petugas lama ke perwira jaga yang baru.

Namun, masalah kecil lalu timbul saat ini, itu karena di rabu pagi-pagi sebelum pelantikan, Donald Trump langsung ngacir ke Miami, Florida, meninggalkan ibukota! Ia tak hadir saat upacara karena masih marah.

Pagi sampai pukul 11.59.59 Trump tetap presiden AS, ia tetap memiliki otoritas untuk membuka kopor dan meluncurkan peluru kendali nuklir, karena ia masih membawa biskuit dan itu berarti tetap ada petugas yang membawa kopor yang menyertainya ke Miami.

Namun begitu waktu menunjukkan pukul 12.00.00, kartunya tidak bisa dipakai lagi. Bila ia memaksakan untuk membuka kopor, si petugas berhak dan harus menolak.

Pada saat itu juga si petugas harus segera kembali ke Ibukota dengan pesawat khusus.

Karena kopor dalam perjalanan dari Miami, bagaimana dengan keperluan kopor Pak Joe dan Bu Kamala?

Otak-atik cerdas segera dilakukan. Pak Joe akan mendapat kopor dari wapres Trump –Mike Pence- yang hadir saat pelantikan, Bu Kamala akan memakai kopor cadangan, sementara kalau petugas si pembawa kopor dari Miami telah sampai ke ibukota kopornya akan langsung masuk ke ruang pencadangan.

Aman bukan?

Bicara soal kopor, Rusia juga punya. Namanya Chemodanchik, atau si kopor kecil. Negara ini juga punya puluhan arsenal nuklir yang juga canggih, tersebar di darat dan di kapal selam nuklir.

Sebagai penduduk dunia, saya berharap penuh agar kopor-kopor itu –apapun namanya- tak pernah dibuka apalagi dipakai. Sebab, bila satu telah meluncur, negara yang diserang tentu akan membalas! Dan, dunia pasti hancur!

Dirangkum dari berbagai sumber,

(Mahesa)

Komentar