Mabesbharindo.com || Suasana pagi di SDN Kalibaru 01, Cilincing, berubah menjadi kepanikan besar setelah sebuah mobil pengangkut program Makan Bergizi Gratis (MBG) tiba-tiba melaju tak terkendali dan menabrak barisan siswa yang sedang berada di lapangan pada Kamis, 11 Desember 2025. Insiden mengenaskan ini membuat sejumlah siswa terpental, terjatuh, dan sebagian lainnya terjebak di kolong kendaraan.
Menurut keterangan saksi dan video yang viral di media sosial, mobil tersebut mulanya berhenti di area halaman. Namun dalam hitungan detik, kendaraan tiba-tiba maju dengan kecepatan tinggi menuju kerumunan siswa. Teriakan panik langsung pecah.
Guru dan siswa lain berlarian memberikan pertolongan kepada korban yang tergeletak di tanah.
Sejumlah siswa langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan darurat. Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih melakukan pendataan jumlah korban dan tingkat cedera yang dialami. Kondisi mayoritas korban disebut mengalami luka benturan, namun pihak berwenang belum memberikan keterangan resmi mengenai apakah ada korban luka berat atau kehilangan nyawa.
Polda Metro Jaya mengonfirmasi bahwa sopir mobil pengangkut MBG telah diamankan untuk diperiksa lebih lanjut. Polisi juga tengah mendalami apakah kecelakaan ini murni disebabkan kelalaian pengemudi atau adanya masalah teknis pada kendaraan. Beberapa laporan awal menyebutkan adanya dugaan bahwa sang sopir salah menginjak pedal ketika hendak memarkir mobil.
“Sebanyak 20 korban luka, yang terdiri dari 19 siswa serta 1 guru,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto saat dikonfirmasi.
Budi merinci, dari total korban tersebut, sebanyak 5 orang menjalani perawatan di RS Koja, 14 orang dibawa ke RSUD Cilincing dan 1 orang sempat dirawat di Puskesmas Cilincing dan telah diperbolehkan pulang.
Hingga kini, kronologi pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan. Budi menegaskan bahwa penanganan terhadap para korban menjadi prioritas utama.
Insiden ini memicu reaksi keras dari masyarakat. Warganet mengecam lemahnya pengawasan keselamatan di lingkungan sekolah serta prosedur pengantaran logistik MBG. Banyak pihak menuntut evaluasi menyeluruh agar peristiwa serupa tidak terulang, terutama karena anak-anak adalah kelompok paling rentan.














Komentar