Wartawan Tim Bharindo
SUKABUMI. Para mitra cai sebagai pengguna air dari saluran irigasi di Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, merasa khawatir dengan hasil pekerjaan proyek Irigasi Muara Cibodas. Mereka kecewa karena konstruksi dan dinding irigasi terbuat dari pasir urug dan semen merek tertentu.
Selain itu para mitra cai menemukan fakta, bantalan pintu air yang seharusnya kokoh dan kuat terkesan dibuat asal-asalan, sama juga berbahan pasir urug dan semen yang tidak cocok untuk konstruksi di tempat terbuka. Dibeberapa titik tembok dan dinding tembok yang tampak keropos seperti tidak memiliki daya tahan dan kekuatan.
“Kami khawatir, penggunaan pasir urug dan semen merek R akan membuat bangunan irigasi tidak tahan lama. Kami melihat di beberapa titik ada bagian yang keropos dan kurang stabil kekuatannya,” kata salah seorang anggota mitra cai kepada wartawan, Jumat (20/8/2021).
Selain itu pada pasangan lining ada bagian keropos yang dapat membuat air keluar dari sela-sela lubang. Temuan lainnya pintu air dipaksakan masuk ke tempatnya. Asalnya pintu air itu memang tidak masuk.
“Semua material kecuali semen dan besi menggunakan batu dan pasir yang ada di sekitar lokasi. Tidak ada yang didatangkan dari luar. Materialnya bermutu rendah,” ujar dia.
Padahal biaya pembangunan yang digelontorkan Pemkab Sukabumi lebih dari Rp280 juta. Seharusnya, proyek jangka panjang seperti irigasi mengedepankan kualitas material.
“Jides ini sangat berarti sekali bagi para petani untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian masyarakat. Maka dibutuhkan konstruksi bangunan irigasi yang kokoh dan tahan lama.
“Tapi jika proses pembangunannya seperti ini, siapa yang bisa menjamin akan tahan sampai lima atau sepuluh tahun ke depan,” ungkapnya. (*)
Komentar