Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga . (Foto: Istimewa)
JAKARTA I MABESBHARINDO.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga meminta pejabat pemerintah dan pengambil keputusan dari berbagai sektor untuk memberikan wadah dan ruang bagi anak-anak agar dapat menyampaikan aspirasinya.
Menurut Menteri Bintang, mendengarkan dan mempertimbangkan pendapat anak adalah kunci dari pembangunan yang mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak.
“Anak bukan hanya sebagai objek pembangunan, tetapi juga sebagai subjek. Anak-anak tentunya paling mengetahui permasalahan dan solusi dari berbagai isu yang melingkupi mereka,” ujar Menteri Bintang dalam Hari Anak Nasional (HAN) Tingkat Provinsi Jawa Barat, secara virtual, Selasa (28/07/21).
- Baca Juga : Rangkul Muhammadiyah Se- Indonesia, Kapolri Optimis Herd Immunity Segera Terbentuk
- Baca Juga : Perbaiki Akses Jalan, Pemdes Banyu urip Bangun Paving dengan Anggaran Dana Desa
Lebih lanjut, Menteri Bintang menyebutkan, terdapat empat hak dasar anak, yaitu hak untuk hidup, hak untuk tumbuh dan berkembang, hak untuk mendapatkan perlindungan, dan hak untuk berpartisipasi.
“Terpenuhinya hak-hak dasar anak ini nantinya akan mendukung tumbuh kembang anak Indonesia secara optimal. Anak-anak merupakan generasi muda, calon pemimpin bangsa di masa depan, oleh karenanya hak-hak dasar harus dapat dinikmati setiap anak, tanpa terkecuali dan dalam situasi sesulit apapun,” tutur Menteri Bintang.
Dalam perayaan HAN tingkat Provinsi Jawa Barat tersebut, Menteri Bintang juga mengingatkan mengenai pentingnya kualitas hidup anak Indonesia.
“HAN dirayakan bukan hanya untuk selebrasi semata, tetapi untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya kualitas hidup anak-anak Indonesia, demi masa depan bangsa yang sejahtera. Dengan bergandeng tangan, Indonesia akan bangkit menjadi negara yang maju dan hebat, menuju Indonesia Layak Anak 2030 dan Indonesia Emas 2045,” tegas Menteri Bintang.
Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil sepakat mengenai pentingnya melihat perspektif anak dalam pengambilan keputusan.
“Mulai dari kepala dinas, pengusaha, maupun orangtua, mari belajar memahami dari sudut pandang bawah, kita harus melihat apa yang ada di hati anak-anak,” imbuhnya.
Menurut Ridwan, kunci dari program yang disasar kepada anak adalah menuju kebahagiaan.
“Bahagianya anak karena sekolahnya lancar, waktu bermainnya cukup, memiliki tempat untuk berkreasi, dan sebagainya. Jadi itulah pentingnya hak anak, kuncinya adalah bahagia. Bahagia tidak harus selalu dengan materi yang berlimpah, bahagia adalah mendapatkan kecukupan dari hal-hal mendasar,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat, Siska Gerfianti, penduduk Indonesia yang saat ini berada pada usia anak, pada 2045 akan berusia 25-45 tahun atau usia produktif.
“Mereka sebagai generasi penerus akan menentukan eksistensi Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus agar pada masa emas tersebut anak-anak tumbuh dan berkembang menjadi orang dewasa yang berkualitas dan dapat meningkatkan produktivitas, inovasi, kreativitas, serta daya saing bangsa,” tutur Siska.
Melalui acara HAN Tingkat Provinsi Jawa Barat ini, anak-anak menyampaikan secara langsung 13 poin Suara Anak Jawa Barat 2021 yang beberapa poin diantaranya sejalan dengan Suara Anak Indonesia (SAI) 2021, antara lain terkait pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak, upaya pencegahan perkawinan anak, optimalisasi Kartu Identitas Anak (KIA) dan akta kelahiran, hingga percepatan vaksinasi anak.
(Red/Hms)
Komentar