Suyitno Ketua Gapoktan Jati Manunggal Desa Jatigembol, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi . Senin (15/11/2021).
MABESBHARINDO.COM l NGAWI —Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Jati Manunggal Desa Jatigembol, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, layak di apresiasi. Lantaran keseriusannya dalam mengelola dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ( PUAP) dengan baik dan transparan, membuat para anggota kian bertambah sejahtera.
Sampai saat ini modal dana yang bergulir dari pemerintah melalui Program PUAP yang di terima pada tahun 2008 silam sebesar Rp 100 juta, semakin berkembang hingga menyentuh angka Rp.150 juta lebih.
Hal Itu terlihat dari Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2019. Untuk Tahun 2020 sampai Tahun 2021 Gapoktan Jati Manunggal belum bisa mengadakan RAT karena terkendala adanya pandemic Covid-19.
” Dalam pengelolaanya para pengurus Gapoktan memanfaatkan dana tersebut untuk simpan pinjam. Tentunya sesuai aturan, penggunaan dana tersebut memang bukan untuk konsumsi. Tapi di gunakan untuk usaha produktif yang berkaitan dengan bidang pertanian, baik itu budidaya atau non budidaya,” kata Suyitno selaku ketua Gapoktan Jati Manunggal desa Jatigembol saat bertemu awak Media Mabes Bharindo dirumahnya, Senin (15/11/2021).
Masih kata Suyitno,“ Kami ke depan akan berusaha membentuk Lembaga Mikro Agribisnis (LKM) seperti Koperasi, tentunya juga berbadan hukum. Dengan harapan modal yang ada bisa memberikan manfaat pada semua anggota, dalam mengembangkan usaha pertanian yang selama ini di geluti oleh mayoritas warga. ”Mohon ma’af, dana ini untuk usaha, dengan sebuah harapan besar perkembangan pertanian di desa Jatigembol bisa lebih maju,” tegasnya.
Tambah Suyitno,” Semua anggota harus mempunyai prinsip. Seperti kerja cepat, kerja tepat, kerja bersama, dan bebas merdeka. Artinya cepat meminjam agar ada aktifitas, dan juga cepat mengembalikannya. Dan mereka semua bisa melunasi uang kelompok yang mereka pinjam,“ tuturnya.
Ke depan saya akan berkoordinasi dengan semua pengurus yang lain untuk melihat serta menerima masukan anggota agar semua bisa berjalan lancar dan tentunya untuk transparansi.
“Ya memang dalam mengelola dana ini tidak gampang. Karena dalam perjalananya juga sering macet, dan saya tak henti-hentinya memberi pengertian pada semua pengurus dan pada anggota,” terang Suyitno.
Dana PUAP ini adalah milik kita bersama sebisa mungkin mari kita kembangkan, walau sekarang dana itu stagnan di kisaran angka sekitar Rp.150 juta, tapi kedepannya akan kita usahakan lagi agar lebih baik dan matang dalam mengelola dana ini, ” pungkasnya.
Jurnalis : Khoirul Anam
Komentar