Mabesbharindo.com
Kodim 0505/Jakarta Timur – Dalam rangka memperingati Hari Bumi, Kementrian Agama Kota Administrasi Jakarta Timur Bersama Forkopimko, Giat launching penanaman satu juta pohon Matoa sebagai upaya penghijauan berkelanjutan, bertempat di Kantor Kemenag jln. Di. Panjaitan No.10 RT.09/01 Cipinang Cempedak, Jatinegara Jakarta Timur, Selasa (22/04/25).
Kasdim 0505/Jakarta Timur Letkol Inf Ali Cahyono,S, Kom, M.Tr (Han) bersama Kepala Kantor Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta Dr. H. Adib, M.Ag, dan undangan lainnya, menanam pohon Matoa secara simbolis, kegiatan penanaman satu juta pohon Matoa ini bertujuan untuk memberikan banyak manfaat, yakni:
1. Mengurangi Dampak Pemanasan Global
Pohon bisa menyerap banyak gas karbondioksida dan menggantinya dengan oksigen. Hal itu akan berdampak pada berkurangnya masalah gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama pemanasan global.
2. Menghasilkan Oksigen Jumlah oksigen yang lebih besar pasti akan dihasilkan oleh pohon-pohon besar. Dengan jumlah oksigen yang cukup, udara akan menjadi lebih segar, yang akan bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
3. Mencegah Bencana Adanya banyak pohon akan membantu mencegah bencana. Bencana banjir adalah salah satu yang dapat dicegah. Akar dari pohon akan mengikat air tanah, sehingga air hujan akan terserap ke tanah tanpa menggenang. Selain itu, metode ini mengurangi kemungkinan bencana tanah longsor.
4. Pengendali Suhu Pohon-pohon yang ditanam juga akan sangat membantu mengendalikan suhu udara. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pohon kota dapat membantu menurunkan suhu hingga empat derajat celsius. Dalam sejarah, peringatan Hari Gerakan Satu Juta Pohon telah dilakukan di banyak tempat selain Indonesia.
Penyampaian Letkol Inf Ali Cahyono pada kesempatan launching penanaman satu juta pohon Matoa, Di tengah ekspansi industri yang terus menggusur batas-batas alam, melestarikan pohon endemik seperti matoa adalah tindakan menyulam kembali jalinan kearifan lokal yang nyaris pudar. Seperti diungkapkan Muhibuddin, Kasubdit Bina Kelembagaan dan Kerja Sama Zakat dan Wakaf Kemenag, “Menanam Matoa berarti merawat akar budaya dan ekologis kita sendiri.”
Penanaman sejuta pohon Matoa yang dicanangkan Kementerian Agama, serta gerakan yang selama ini dijalankan para aktivis lingkungan menegaskan bahwa alam bukan sekadar tempat untuk memuaskan kebutuhan, melainkan sahabat sejiwa yang layak didengar, dijaga, dan dicintai tanpa syarat. Dalam relasi yang seimbang, alam tidak diperlakukan sebagai objek, melainkan sebagai mitra hidup yang tumbuh bersama manusia dalam irama kasih dan tanggung jawab.
Gerakan penanaman satu juta pohon Matoa ini nantinya menyasar titik-titik strategis, dari masjid, gereja, pura, vihara, dan klenteng, hingga madrasah, pesantren dan kantor-kantor Kementerian Agama.
Menanam pohon, terutama matoa, mungkin terlihat sederhana. Tapi di balik kesederhanaan itu tersembunyi makna mendalam, menyelamatkan bumi, menjaga warisan dan menata masa depan. Kini, pertanyaannya bukan lagi “mengapa matoa?”, tetapi: “Kapan kita mulai menanamnya?”
Mari ikut ambil bagian. Mari menanam harapan. Di Hari Bumi, 22 April 2025, pungkasnya.
*Sumber Pendim 0505/JT*
Komentar