Mabesbharindo.com.Gresik.
GRESIK, – Ketahanan pangan kini terus digaungkan pemerintah demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Seperti dilakukan Steven Ie Wijaya warga perumahan Kota Damai, Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, yang ikut mendukung ketahanan pangan dan pengembangan ekonomi masyarakat yang berfokus pada pemanfaatan lahan pekarangan.
Memanfaatkan lahan pekarangan untuk beternak ayam petelur sebagai upaya mendukung ketahanan pangan. Mereka memilih ayam petelur karena produksinya yang stabil dan dapat menjadi sumber protein murah serta bergizi bagi masyarakat sekitar. Inisiatif ini juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan mendukung program pemerintah terkait ketahanan pangan.
Meskipun Steven Ie Wijaya awalnya kurang berpengalaman dalam peternakan ayam petelur, ia mampu menguasai teknik beternak berkat bimbingan. Ia mempelajari berbagai aspek penting, mulai dari pemilihan bibit unggul, pembuatan pakan berkualitas, hingga pemantauan kesehatan dan vaksinasi ayam.
“Dengan modal awal yang tidak terlalu besar, usaha ini sangat menjanjikan. Kami bisa memulai dari skala kecil dan berkembang seiring dengan pengalaman yang didapat,” ujar Steven yang akrab dipanggil Sinyo, kepada awak media, Selasa (19/8/2025).
Namun saat awal merintis ayam petelur dari 200 ekor, produksi telur hanya 3 kg ampai 5 kg per hari. Artinya keuntungan juga sedikit, belum dikurangi biaya perawatan, dan pakan.
“Dengan perkembangan ayam yang sebanyak ini tentu saya bersyukur,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Steven menjelaskan untuk bisa mengatur kebutuhan ayam, saat mendatangkan ayam baru harus berusia 13 minggu atau belum siap berproduksi. Karena ayam diusia tersebut masih diberikan vaksin, dan keuntungan peternak hanya melanjutkan proses vaksinisasi.
“Mulai dari racikan pakan, pemberian vaksin hingga harus sesuai standar prosedur operasional (SOP) agar ayam rutin berproduksi dan tidak gampang sakit,” jelasnya.
“Berbeda dengan saat ambil ayam diusia 16 ke atas, peternak tidak bisa mengatur proses vaksin dan pemberian vitamin,” ujarnya.
Kesulitan Beternak Ayam Petelur
Kematian ayam umumnya terjadi pada awal pemeliharaan, kemungkinan disebabkan oleh stres atau penyakit bawaan.
Peralihan musim menjadi salah satu penyebab kematian ayam, karena harus beradaptasi dari musim kemarau ke penghujan misalnya. Kebanyakan saat peralihan musim ayam sering terkena flu.
Masalah selanjutnya adalah gurem atau kutu yang berada di bulu ayam, wajib disemprot agar tidak mengganggu ayam. Sebab apabila dibiarkan bisa mengurangi produksi telur.
“Sangat menggangu, yang biasa ayam bertelur sekali sehari berpotensi tidak mengeluarkan telur di hari itu. Kemudian sirkulasi udara juga harus ada, misalnya kandang ayam dipasang kipas angin untuk menjaga sirkulasi,” ungkapnya.
Hasil produksi telur setelah diberikan pakan tersebut cukup maksimal. Dari berat telur, warna cangkang cerah, tebal dan tidak gampang pecah serta kuning telur juga bagus berwarna orange.
“Kalkulasi wajib ada, karena merawat ayam petelur di awal pasti sulit apalagi nol pengalaman. Sharing dan mengikuti pelatihan beternak itu penting agar bisa berkembang kedepan,” katanya.
Keuntungan Beternak Ayam Petelur Rumahan
Dalam sehari Steven bisa menjual sekira 10 kilogram (kg) telur ayam. Apabila dirupiahkan, mampu menghasilkan uang Rp 250.000 per harinya.
“Kalau bersih mendapat uang Rp100 ribu setiap harinya. Itu dari hasil produksi ayam petelur sebanyak 200 ekor,” jelasnya.
Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan ketahanan pangan di Kedamean, Gresik, dapat semakin kuat, dan anak muda dapat berperan aktif dalam pembangunan daerah. (HR)
Komentar