Hari Lingkungan Hidup : Ide “Pala Pendem” Sebagai Snack Ramah Lingkungan Yang Penuh Makna Filosofi


MabesBharindo.com l Ngawi – Hampir disemua event/ acara kedinasan sekarang ini, dalam penyajian hidangan untuk tamu selalu menyajikan “pala pendem” sebagai snack ramah lingkungan. Hal itu termasuk pada kegiatan Sambang Desa Bupati dan Wakil Bupati Ngawi (04/6/21), “Pala Pendem” tampak berjejer manis dengan parsel buah, produk jamu herbal serta jajan tradisional masyarakat Desa Campurasri, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Dari awal, Pala Pendem sudah menjadi ide utama hidangan untuk menyambut Sambang Desa Bupati. “Pala Pendem” yang merupakan makanan tradisional jawa dan diambil dari dalam tanah, seperti umbi-umbian yang layak dimakan, diantaranya : ketela pohon/ kaspe (singkong), ketela rambat /telo ungu ( ubi boled), mbothe/ talas, uwi, ganyong, kacang ose (kacang tanah/brol) dan masih banyak yang lainya dari sejenis umbi-umbian dan waluh kuning menjadi makanan favorit/ snack ramah lingkungan.

Pemilihan “Pala Pendem” sendiri sebagai hidangan ramah lingkungan telah sesuai dengan protokoler. Sebuah apresiasi, pemilihan hidangan ramah lingkungan dari pala pendem ini juga telah sesuai dan terkorelasi menjelang peringatan hari lingkungan hidup Sabtu Kemarin (05/6/21).

Hari lingkungan hidup atau juga di sebut ”Enveronment Day” adalah hari untuk menyoroti pentingnya lingkungan dan dan mengingatkan bahwa lingkungan tidak boleh di anggap remeh. Momen peringatan hari lingkungan hidup yang diperingati tiap tanggal 5 Juni kali ini mengangkat tema” Restorasi Ekosistem” atau restorasi lingkungan.

Restorasi lingkungan adalah upaya untuk mengembalikan ekosistem ke awal mula yang mencakup usaha pencegahan dan mengatasi berbagai kerusakan alam yang disebabkan karena ulah tangan–tangan manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan dampak yang merugikan kepentingan orang banyak.

Menurut Buku Pedoman Restorasi Ekosistem, tindakan yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia antara lain sebagai berikut:

Menghidupkan kembali ekosistem yang terdegradasi, misalnya dengan menanam pohon, membersihkan tepian sungai, atau sekadar memberi ruang bagi alam untuk pulih
Mengambil tindakan seperti memulai atau mendukung proyek restorasi di lapangan
Membuat pilihan cerdas seperti hanya membeli produk berkelanjutan, berbahan alam dan mengubah pola makan yang sehat.
Untuk pemilihan “pala pendem” sebagai snack ramah lingkungan jelas sesuai dengan Buku Pedoman Restorasi Ekosistem, terutama pada point ke-3 : Membuat pilihan cerdas seperti hanya membeli produk berkelanjutan, berbahan alam dan mengubah pola makan yang sehat.

Snack kembali ke alam, memang mempunyai dampak positif bagi lingkungan juga kesehatan.

Lalu, apa filosofi “pala pendem” yang keberadaannya masih mudah ditemukan di desa Campurasri ini menurut masyarakat Jawa :

Pertama, tanaman berasal dari tanah adalah melambangkan asal kehidupan manusia yang diciptakan dari tanah dan akan kembali ke tanah.

Kedua, tanah yang dipijak merupakan sesuatu sangat sakral. Karena dari dalam tanah manusia bisa mengambil makanan untuk hidup. Makanan yang langsung berasal dari dalam tanah juga harus dihargai.

Ketiga, berbagai nama dari pala pendem, memiliki filosofi kehidupan bagi masyarakat Jawa. Seperti Telo Kaspe memiliki makna “Netheli barang sing olo” dan “karepe sepi ing pamrih”. Artinya nama ketela itu diartikan sebagai meninggalkan sesuatu kebiasaan yang jelek. Dan Kaspe diartikan sebagai berbuat sesuatu yang baik namun tanpa pamrih.

Selanjutnya, bentuk penataan hidangan pala pendem berbentuk sejajar. Ini diartikan sebagai kehidupan manusia yang sederajat dan asal manusia yang sejajar atau tidak ada perbedaan derajat apalagi kasta.

Dengan mengkonsumsi pala pendem, dimaksudkan untuk memberikan pelajaran bagi generasi penerus agar bisa menerapkan pola hidup sederhana, dengan memanfaatkan sesuatu yang ada di lingkungannya, termasuk bahan makanan.

Filosofi masyarakat Jawa ini, sangatlah bermakna. Pala pendem bisa ditanam di mana saja dengan tidak membutuhkan tanah luas. Maknanya, yakni menjauhkan diri dari keserakahan duniawi.

Selain itu, pala pendhem yang dimasak dengan cara direbus atau dikukus. Artinya, sangat aman dikonsumsi, jauh dari unsur kimia. Kecuali ubi gadung yang butuh perawatan khusus. Orang dahulu yang rutin mengonsumsi polo pendem, justru tampak sehat dan jarang terdengar menderita penyakit kronis seperti kanker, diabetes, stroke dan penyakit berat lainnya.

Sebuah penelitian menyebut, kebiasaan mengonsumsi jenis polo pendem yang direbus maupun dikukus, sangat baik bagi kesehatan tubuh dan terhindar dari berbagai penyakit kronis. Karena pala pendhem banyak mengandung zat antioksidan yang sangat baik bagi kesehatan tubuh.

Komentar