Harga Bawang Merah Anjlok, Petani Berharap Pemerintah Hadir dan Memberi Solusi

MABESBHARINDO l BOJONEGORO – Petani bawang merah di sejumlah daerah tengah gelisah. Seminggu terakhir, harga jual bawang merah turun drastis. Akibatnya, sejumlah petani mengaku mengalami kerugian.

Hal tersebut diakui Muhammad Fatekhi, salah satu petani bawang di Desa Sekar, Kecamatan Sekar Kabupaten Bojonegoro saat ditemui awak Media Mabesbarindo, Sabtu (06/03/2021).

Dijelaskannya, salah satu faktor penyebab anjloknya harga bawang adalah melimpahnya stok bawang merah di pasaran. Kondisi tersebut otomatis mereduksi harga bawang di tingkat petani, sehingga tidak sedikit petani yang mengalami kerugian.

“Sekarang untuk bawang merah kering (sudah dijemur, red) harganya, Rp.15 ribu. Kalau basah lebih murah lagi. Seminggu terakhir harganya anjlok,” ujarnya.

Seminggu lalu sebelum harga bawang turun, di tingkat petani harga perkilonya masih di kisaran Rp.20 ribu. Namun seiring dengan waktu panen yang hampir berbarengan di sejumlah daerah, membuat stok bawang melimpah dan harga bawang di pasaran mengalami penurunan.

“Saat ini, harga bawang merah turun drastis. Di tingkat petani hanya dihargai Rp15 ribu. Kita tidak bisa simpan karena bawang merah ini mesti segera terjual untuk nutup utang pas tanam kemarin,” imbuhnya. Kondisi yang dialami sejumlah petani di pelosok Bojonegoro ini, mengundang keprihatinan dari sejumlah elemen masyarakat.

Masyarakat berharap, pemerintah harus ada bila ada persoalan seperti ini. Jangan ketika harga komoditi merangkak naik, kemudian pemerintah melakukan pembatasan harga. Tapi ketika harga komoditi mulai turun dan anjlok, tidak ada upaya untuk menyelamatkan petani. Harus seimbang dong,” ungkapnya. (Jayadi)

Komentar