Bupati Yuni Resmikan TPS 3R di Desa Gondang Kecamatan Gondang

Daerah507 Dilihat

MABESBHARINDO.COM___⭐⭐⭐

SRAGEN – Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati meresmikan Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R Reduce, Reuse dan Recycle Desa Gondang Kecamatan Gondang dan Pusat Daur Ulang (PDU) Sampah  desa Banaran Kecamatan Kalijambe yang dilaksanakan Senin, di TPS 3R Desa Gondang.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Tedi Rosanto mengatakan pembangunan TPS 3R dan PDU dilakukan dalam upaya menyediakan prasarana dan sarana pengelolaan sampah yang berkualitas sumber daya air dan lingkungan dengan melibatkan peran serta Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Ia menerangkan, melalui KSM dapat melaksanakan proses pengelolaan sampah di wilayahnya dengan baik sehingga akan mengurangi jumlah sampah yang akan dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanggan.

“KSM yang sudah terbentuk baik di desa Gondang maupun desa Banaran Kalijambe diharapkan bisa memanfaatkan sarana prasarana dengan baik serta membantu DLH dalam mengelola dan memilah sampah. Sehingga kami dapat mengangkut sampah dipemukiman maupun desa.”kata Tedi.

Ia menambahkan pihaknya mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi dari Kementrian PUPR berupa pembangunan TPS 3R dengan realisasi pembangunan dan fasilitas pengolah sampah sebesar Rp. 575 juta.

Serta DAK dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berupa Pusat Daur Ulang Sampah dengan realisasi pembangunan bangunan gedung, sarana dan prasarana pendukung sebesar Rp 2,126 miliar.

Sementara Bambang Widyo Purwanto selaku tokoh masyarakat Gondang yang juga anggota DPRD Kabupaten Sragen mengatakan pengerjaan pembangunan TPS 3R adalah pure dari KSM. Selain mengawasi, Ia juga mendorong masyarakat dalam penanganan sampah.

“Pengerjaan sampah itu menurutnya pekerjaan kecil namun berat. Saya minta RT untuk segera sosialisasikan kepada warganya dan Kepala Desa segera selesaikan Peraturan Desa (Perdes). Nanti akan berjalan bersamaan. Untuk itu harus benar-benar didorong dari bawah. Khususnya saya sampaikan kepada perangkat desa untuk mensosialiksan. Jika tidak ada keseriusan maka tidak akan jalan. “ungkap pria yang akrab disapa Mas Pur.

Bupati Yuni dalam sambutannya menyatakan permasalahan sampah masih menjadi hal yang sulit untuk diatasi. Karena kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah disembarang tempat.

Menurutnya, saat ini beberapa TPS terutama diperkotaan, sudah ditutup akibat warga yang berkeberatan. Warga merasa beberapa TPS ditempatnya itu membuat kotor serta bau. Sehingga TPS yang telah ditutup, ada beberapa masyarakat dengan mudahnya membuang sampah dipinggir jalan.

Ia menjelaskan sangatlah tidak mudah untuk memberitahu dan mengedukasi yang baik dan benar kepada masyarakat. Harus dimulai dari diri sendiri dahulu untuk mencoba. Perubahan pola berpikir dan mindset yang harus dirubah.

“Kami sudah mempunyai beberapa TPS 3R. Tapi dievaluasi operasionalnya tidak baik. Pertama, TPS 3R di desa Jetak Sidoharjo. Ternyata sekarang TPS nya sudah tutup. Pagernya pun dikunci. Kedua TPS 3R Desa Jati Kecamatan Masaran kondisinya kurang lebih sama. Untuk itu saya minta dana DAK dari pusat untuk pilih desa yang masyarakatnya sudah terkultur dengan baik pemahamannya mengenai pengolahan sampah. Tanpa itu mustahil.”ungkapnya.

Ia menerangkan dipilihnya Desa Gondang bukan hannya karena masyarakatnya yang sudah paham akan pengelolaan sampah tapi ada penggerak yang mau bergerak, mau handerbeni dan selalu mengingatkan masyarakat seperti penokohan Mas Pur sangat luar biasa.

“Saya ingin TPS 3R di Gondang ini menjadi percontohan nantinya. Desa-desa lain tahun depan jika mendapatkan DAK lagi di dua atau empat titik saya akan minta mereka belajar dulu dikecamatan Gondang. Disini tokoh masyarakatnya kompak, pengurus RT nya sudah nyawiji dan ibu-ibu PKK sudah sangat luar biasa. Dan harus bisa menjadi percontohan TPS 3R di desa Gondang.”

Selanjutnya Bupati berpesan kepada masyarakat untuk mengolah sampah dengan baik melalui 3 NG seperti yang digaungkan oleh Gubernur Ganjar Pranowo yaitu “Ngelongi, Nganggo lan Ngolah.

Ngelongi artinya masyarakat diharapkan mengurangi sampah. Misal jika kepasar membawa tas belanja sendiri, menggunakan sapu tangan sebagai pengganti tisu.

Nganggo diharapkan masyarakat dapat  menggunakan sampah yang masih bisa digunakan. Misal Tempat permen bisa digunakan kembali untuk membuat handycraft.

Ngolah  diharapakan masyarakat bisa memilah sampah dari rumah tangga. Minimal 2 jenis sampah yaitu sampah basah dan sampah kering. Organik dan non organik. Dimana sampah basah akan diolah menjadi kompos dan pakan sedangkan sampah organik dijual pengepul sebagian dipergunakan untuk kerajinan,

“Jika 3 NG ini masyarakat bisa pahami dengan benar, simpel jelas itu bisa diadaptasi dan jadi kebiasaan Insha Allah sampah bisa berhenti di desa. Sehingga TPS 3R tidak berhenti sampai disini dan terus untuk bisa menjadi percontohan di Kabupaten Sragen.”pungkasnya.

 

Kontributor : Mujianto

Editor : Khoirul Anam

 

Komentar