BUMDes Makmur Rejo Binaan PEPC Kembangkan Bisnis Ayam Petelur

???MabesBharindo l Bojonegoro – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Makmur Rejo di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, semakin berkembang dan menguatkan pemberdayaan terhadap warga sekitar.

BUMDes Makmur Rejo bekerjasama dengan PT Pertamina EP Cepu dalam bentuk program peningkatan mata pencaharian melalui budidaya ayam petelur. “Kami ingin menguatkan usaha rintisan yang telah berjalan di masyarakat, dengan memberikan bantuan teknis kepada BUMDes agar mandiri dan dapat menjalin kemitraan bisnis dengan pihak lain,” kata Edy Purnomo, JTB Site Office & PGA Manager. PEPC memfasilitasi pelatihan dan pendampingan teknis yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja usaha dan kemandirian BUMDes menjadi usaha yang feasible dan bankable.

Akhir 2018, PEPC memberikan sarana produksi budidaya 1.500 ekor ayam petelur, lengkap dengan kandang, fasilitas pendukung, dan biaya operasional. Pemerintah desa juga memberikan modal awal Rp 20 juta dan penyediaan lahan tanah khas desa untuk dialih fungsikan sebagai lokasi kandang budidaya ayam petelur.
Tahun 2019, PEPC mendukung kegiatan BUMDes dengan melanjutkan pemberian bibit ayam sebanyak 2.500 ekor bibit ayam petelur. Bantuan juga berupa kandang, kantor, peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengelola. Tahun 2020, PEPC memberikan pelatihan dan penguatan usaha kepada BUMDesa Makmur Rejo agar dapat berjalan mandiri.

Laily Mubarokah, Manajer Program Institute Development for Society (IDFoS Indonesia) yang merupakan mitra kerja PEPC, bangga melihat perkembangan BUMDEs ini, mengingat semula mendapat tantangan dinamika di masyarakat. “Ada yang pro dan kontra, karena di Kecamatan Ngasem belum ada BUMDEs yang berhasil sebelumnya,” katanya. IDFoS kemudian memberikan penjelasan kepada masyarakat.

Laily berharap BUMDes ini bisa mandiri dalam mengakses pembiayaan pada masa mendatang. “Jadi tidak lagi mengharapkan bantuan hibah dari Pertamina maupun program lainnya. Selain itu dia bisa menginovasikan usaha dan membentuk unit usaha lagi. Tak hanya ayam petelur,” katanya.

Bisnis ayam petelur masih memiliki prospek di Bojonegoro. Menurut Laily, selama ini 30 persen kebutuhan telur di Bojonegoro baru dipenuhi peternak lokal. Sisanya masih harus meminta pasokan dari daerah lain.

“Peluang usahanya masih bagus, Hilirasinuya masih jauh. Rencananya nilai protein telur akan ditambah omega 3. Tapi sementara telur biasa dulu,” katanya.

Ketua BUMDes Makmur Rejo, Santoso, membenarkan jika pihaknya ingin mendongkrak kualitas telur. “Telur di daerah Blitar bukan lagi telur curah, grade-nya naik dari telur biasa menjadi telur omega 3. Jadi harganya lebih naik dan operasional tak butuh banyak,” katanya, mencontohkan bisnis ayam petelur di Blitar.Santoso juga berangan-angan membuka bisnis sampingan BUMDes untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Keinginan kami, warga sekitar bisa merasakan keberadaan BUMDEs. Dengan adanya bisnis ayam petelur ini, kami memberdayakan warga sekitar,” katanya. (J&M)

Komentar