Wartawan Tim Bharindo
SUKABUMI. Ketua Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Dedi Junaedi menyoroti proyek irigasi di desanya. Hasil dari proyek ini sudah jebol di tengah para pekerja sedang mengerjakan pembangunan irigasi tersebut.
“Irigasi ini jebol, padahal belum berfungsi karena masih dalam tahap pembangunan. Hal ini terjadi karena material yang digunakan tidak memenuhi spek,” kata Dedi kepada wartawan, Sabtu (18/9/2021).
Proyek irigasi tersebut membentang dari Desa Langensari hingga tembus ke Desa Cibodas, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Pada bagian irigasi di Desa Langensari, tanggulnya jebol. Dedi kecewa karena dengan jebolnya tanggul irigasi, masyarakat harus menunggu lebih lama untuk menikmati manfaat irigasi tersebut.
“Kami menduga pelaksana menggunakan material yang tidak memenuhi spek seperti pasir yang bercampur lumpur. Karena itu kami mendesak pelaksana untuk membongkar bangunan irigasi yang sudah terbangun,” kata dia.
Desakan Dedi itu berangkat dari penampakan bangunan irigasi yang retak-retak pada temboknya. Kalau tidak dibongkar, ujar Dedi, bangunan irigasi itu bisa runtuh dan menimpa lahan di sekitar saluran irigasi.
“Ini sangat aneh, bangunan belum selesai tapi sudah jebol. Kami menilai, pemasangan batu dan penggunaan pasirnya asal-asalan,” tutur Dedi.
Dia juga meminta P3A Mitra Cai yang memanfaatkan irigasi Kali Cibodas untuk proaktif mengawasi pembangunan irigasi tersebut. Sebagai penerima manfaat langsung dari irigasi, P3A seharusnya yang berteriak paling kencang ketika ditemukan penyimpangan dalam pembangunan irigasi tersebut.
Proyek Irigasi Cibodas itu ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi dengan anggaran sebesar Rp887.785.000.
Menurut pengurus Bapera Desa Langensari, Ropei, dengan anggaran sebesar itu, pemborong dapat membangun saluran irigasi yang kokoh dan kuat. Namun kenyataannya, bangunan saluran irigasi sudah jebol di tengah pengerjaan oleh pemborong. (*)
Komentar