Antusiasme Pelaku Ekonomi Kreatif Ikuti Bimtek Seni Corak Kriya Budaya Bojonegoro

MABES BHARINDO | BOJONEGORO —Sebagai upaya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagi para pelaku ekonomi kreatif di Kota Migas, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro gelar bimbingan teknis sub sektor kriya bercorak budaya, Rabu (7/4/2021).

Bimtek ini merupakan program lanjutan workshop peningkatan industri kreatif pada corak budaya thengul tahun 2020 lalu. Dan menghadirkan 4 narasumber berkompeten dalam bidangnya.

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Khumaidi mengatakan terkait industri kreatif sendiri kita harus memperhatikan dan mendengarkan kegiatan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Di Kementerian Ekonomi Kreatif ada beberapa kata kunci yakni inovasi, adaptasi dan kolaborasi.

Bimbingan teknis sub sektor kriya bercorak budaya ini diikuti oleh 30 peserta dari 28 Kecamatan, yang mana pelaku UMKM ini turut menjual dan memasarkan beberapa produk. Namun jangan pernah merasa puas karena itulah inovasi dan kreativitas.

“Jangan pernah merasa puas karena itulah lah inovasi dan kreativitas. Baik dari desain, produk dan harga jual untuk keberlangsungan pemasaran dijaga terus untuk kesinambungan produk,” ungkap.

Kolaborasi juga tidak kalah penting namun pelaksanaan masih penuh perjuangan. Terkait konsep sendiri Bojonegoro memiliki beberapa destinasi untuk bersinergi dalam menjaga kestabilan UMKM.

“Kolaborasi juga tidak kalah penting dalam menjaga kestabilan UMKM, konsep kita gunakan beberapa destinasi dan budaya Bojonegoro supaya tampak menarik,” imbuhnya.

Sulastin salah seorang pengrajin rajut asal Kedewan, berujar bimtek ini merupakan lanjutan dari workshop pertama yang sempat diselenggarakan pada tahun 2020. Hal ini tentu sangat menarik dan membantu para pelaku industri kreatif dalam meningkatkan produktivitas penjualan produk UMKM di Bojonegoro.

“Ini merupakan lanjutan dari workshop tahun 2020 lalu, menurut saya ini sangat menarik terkait peningkatan produktivitas pada produk UMKM apabila di sinergikan dengan ciri khas budaya Bojonegoro,” pungkasnya. (JAYADI)

Komentar