Aksi Unjuk Rasa Pembangunan Tower SUTT 150 KV, Di Desa Setia Mulya, Tarumajaya

Hukum & Kriminal177 Dilihat

MABESBHARIND, Bekasi | Sejumlah warga perumahan di Desa Setia Mulya Tarumajaya membentangkan spanduk penolakan pembangunan Tower SUTT 150 kV di atas pemukiman warga.

Pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT )150 Kilo Volt (kV) oleh Perusahan Listrik Negara PT. PLN (Persero) yang menghubungkan kelistrikan PLN Muara Tawar, menuju Gardu Induk Harapan Indah, Bekasi. kembali menuai rencana aksi unjuk rasa sejumlah warga masyarakat Perumahan di Desa Setia Mulya Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi Jawa Barat, Minggu (21/11/21).

 

Aksi unjuk rasa damai spontanitas warga, yang kemudian dilanjut dengan membentangi spanduk bertuliskan penolakan dan pengaduan ke Presiden Joko Widodo, menuntut agar titik tower dipindah dan tidak melintasi tanah pemukiman warga, yang meliputi Perumahan Gapura Permai, Kavling Muslim, Kavling Mandiri, dan Kavling H. Samsuri.

 

“Kami warga perumahan sepakat menolak, karena pembangunan Tower bermuatan listrik tegangan tinggi dinilai syarat dengan kepentingan dan pemaksaan kehendak, dan di sinyalir ada dugaan korupsi disini” ujar Habib Hakim tegas.

 

Habib Hakim juga menambahkan, Kegiatan pembangunan Tower SUTT merupakan kegiatan sunyi senyap dan ada dugaan KKN karena tidak adanya sosialisasi dari PLN maupun Pemerintahan Desa.

 

“ jadi gak pernah ada itu sosialisasi, kegiatan ini sunyi senyap, dan kami tidak pernah menghalangi pemerintah untuk membangun fasilitas umum, tapi jangan di atas tanah pemukiman, saya berharap aparatur desa turun untuk menyuarakan aspirasi masyarakatnya, jadi tolong buat Pak Ahmadi, kepala Desa Setia Mulya, Ayo bersatu padu dengan masyarakat” tuturnya.

 

 

Ucapan senada juga terlontar dari warga lainnya, Mulyadi alias Boy yang juga menduga PLN sebagi pemicu timbulnya gesekan antar masyarakat terhadap pemerintah Desa sehingga timbul mosi tidak percaya terhadap pemerintah desa.

 

“Saya sayangkan sampai saat ini tidak ada sosialisasi PLN terhadap masyarakat, warga selalu dibuat menunggu dan pemerintah desa juga terkesan tidak maksimal dalam membela warga sementara, pembangunan pemancangan Tower terus dikerjakan tanpa menindak lanjuti hasil mediasi yang dilaksanakan di Abah Cianjur” ujarnya.

 

Dari Pantauan awak media aksi damai spontan warga kemudian berlanjut menemui petugas pengawas pelaksana dari PT. Bukaka dan Subcon Saget Barokah untuk menanyakan AMDAL

 

“Saya harap besok, tolong di bawakan AMDALnya dan sepakat untuk tidak melanjutkan pekerjaannya sampai AMDAL di perlihatkan ke Warga.

 

Terpisah, Rencana aksi unjuk rasa warga, bersama ketua BPD Setia Mulya Sukardi, S.E. di duga terjadi akibat kurangnya sosialisasi PLN kepada Masyarakat sekitar, tak hanya itu PLN juga di sinyalir sebagai biang pemicu terjadinya kekisruhan yang berbuntut terjadinya benturan antara masyarakat dengan Pemerintah Desa dan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintahan Desa.

 

“Selain itu sikap pihak PLN itu terkesan memandang sebelah mata keberadaan Badan Permusyawatan Desa (BPD), malah keberadaan kita di anggap dibawah pemerintahan desa. Padahal kami dari BPD punya peranan untuk mengawasi kinerja pemerintah desa dan aktifitas pembangunan yang ada di wilayah desa” tegas Sukardi.

 

 

Senada dengan sikap Ketua BPD, sikap warga lainnya, Amin Gopla dengan kritikan pedas menyoal pembangunan menara SUTET yang melintasi di tempat pemukiman

 

“Yang saya sesalkan pihak PLN, dengan dalih proyek Negara tapi tidak memandang kami sebagai bagian dari Negara, seharusnya di sosialisasikan dulu jenis kerjaan dan dampak radiasinya terhadap Masyarakat, apalagi itu bertegangan tinggi, ini sama sekali tidak ada pemberitahuan sebelumnya” ujar Gopla membenarkan saat di konfirmasi awak media di lokasi unjuk rasa warga.

 

“Keinginan Warga terdampak, Pemerintah Desa bisa lebih aktif mendengar keluhan warganya dan kembali di fasilitasi untuk menindak lanjuti hasil pertemuan di Abah Cianjur beberapa waktu lalu sebelum terjadi aksi unjuk rasa yang lebih besar lagi” harapnya.

 

Sementara, Arif Pramono Bhinmaspol Polsek Tarumajaya Desa Setia Mulya mengaku terkejut dengan aksi spontan warga yang membentangi spanduk penolakan, namun dirinya berharap ada upaya dari Pemerintah Desa untuk turut meredam apa yang menjadi tuntutan dan keluhan warga sehingga terjalin harmonisasi untuk mencari solusi secara musyawarah mufakat.

 

Hingga berita ini ditayangkan Kepala Desa Setia Mulya H. Ahmadi,belum bisa dikinfirmasi, karena Nomor Selular yang bersangkutan sedang tidak akttif.

Komentar