DBH untuk Penindakan Hukum dan Pencegahan Rokok Ilegal di Pemko Batam diduga dikorupsi, Aliansi ALARM menggugat

Media Mabes BHARINDO Kepri – Batam . Minggu ( 03/04/2022 ) , Eduard kamaleng, SH , Dewan penasehat hukum aliansi ALARM kota batam tuntut pertangung jawaban walikota batam dan sekdako batam tentang Dana Penindakan Hukum dari pajak cukai rokok lagal untuk menindak rokok ilegal dikota batam.

Menurut eduard kamaleng dalam amanat UU no 28 tahun 2009 dengan jelas menyatakan bahwa daerah penerima dana pakak cukai rokok wajib menyelengarakan kegiatan penegakan hukum serta memberatas rokok ilegal

Kota Batam adalah salah satu daerah yang menerima dana pajak cukai rokok senilai Rp 36 Miliar, Pada tahun 2021. Dikatakan Eduar Kamaleng, SH. Kepada Media mabes BHARINDO minggu tanggal 3/4. C3 direstoran Ikan Bakar Ibu Nisa, Komlek Ruko simpang Baskem sagulung Batam.
Lebih lanjut Edo sapaannya, menjelaskan dalam perhitungan kami dari  ALARM,
ditemukan ada pos anggaran Penegakan hukum, sebesar Rp 9 Miliar, yang harus di anggarkan untuk penegakan hukum pemberantasan rokok illegal di-Pemko Batam.”jelasnya.

Sangat disayangkan, Sekretaris Daerah Kota Batam, Drs.Jefridin Hamid dengan terang – terangan dan tegas menyatakan kepada Alarm, bahwa tidak ada kegiatan penegakan hukum dari kucuran dana senilai 36 miliar tersebut.” ungkapnya.
“ Hal tersebut dinyatakan oleh Bapak Sekretaris Daerah Kota Batam di hadapan inisiator ALARM, Sekretaris ALARM, Jubir ALARM dan anggota eksekutif ALARM, sewaktu Alarm ber’audiensi  dengan  Sekretaris Daerah kota batam beserta jajarannya, bagian keuangan, dan hukum Pemko Batam waktu itu. Tentu hal  ini sebenarnya sangat mengejutkan kita “timpalnya.
Lanjut , Eduard Kamaleng, menyatakan bahwa implikasi dari pernyataan Sekretaris Daerah Kota Batam tersebut sangatlah serius. “ Eksekusi UU No 28 tahun 2009 jelas di mulai dari Januari 2014. Jadi terhitung sampai ke-detik ini di tahun 2022 sudah 8 ( Delapan ) tahun anggaran penegakan hukum pembasmi rokok illegal di terima oleh Pemerintah Kota Batam, tetapi kegiatannya nol besar.
Patut di duga ada penyelewengan dana yang berujung kepada penggelapan dana untuk kepentingan Pribadi para pejabat teras pemerintah Kota Batam. Maka wajar saja, pemberantasan rokok illegal di Batam jalan di tempat. “ tegas Eduard kamaleng.

Kepada media mabes BHARINDO Eduard kamaleng mengatakan bahwa ALARM memegang bukti bukan hanya sekedar nilai Rp 36 Miliar  Penerimaan Pajak Cukai Rokok pada tahun 2021. “ ada bukti lain yang juga sangat akurat yang kami pegang.
Saat ini bukti tersebut sedang kami Pelajari, untuk nantinya dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Tetapi untuk tahap sekarang ini, kami dari ALARM menuntut pertanggung jawaban dari Walikota Batam dan Sekretaris Daerah Kota Batam terhadap penggunaan dana penegakan hukum Pemberantasan rokok illegal ini.

Terkait hal ini kami sudah layangkan surat audiensi kedua kepada Sekdako Batam, beberapa waktu yang lalu, namun sampai saat ini surat tersebut belum ada balasannya.” tukasnya.
Mengakhiri pembicaraan, Eduard Kamaleng, SH. menegaskan bahwa jka walikota dan sekretaris daerah kota Batam tidak mampu mempertanggung jawabkan dana tersebut, maka ALARM siap untuk mengadakan gugatan secara hukum nantinya .

Media mabes BHARINDO
wakaperwil kepri
Hirmawansyah

Komentar