2 Polisi Tewas Setelah Serangan Di Kantor Polisi Johor, Tersangka Jemaah Islamiah Ditembak Mati

MABES BHARINDO Kepri-JOHOR  BAHRU – Dua petugas polisi tewas dan seorang lainnya terluka di negara bagian Johor, Malaysia pada 17 Mei ketika mereka diserang oleh seorang pria yang diduga anggota kelompok militan Jemaah Islamiah (JI) yang terkait dengan Al Qaeda, kata para pejabat. Kepala Polisi Johor M. Kumar mengatakan tersangka ditembak mati di lokasi kejadian. Irjen Polisi Razarudin Husain mengatakan tujuh orang, termasuk lima anggota keluarga tersangka, ditangkap.

“Saya telah menginstruksikan Cabang Khusus kami untuk menangkap semua anggota JI di Johor untuk diselidiki,” tambahnya, sambil mencatat bahwa ada sekitar 20 anggota yang teridentifikasi di Johor. JI berupaya mendirikan kekhalifahan Islam di Asia Tenggara. Razarudin mengatakan, kejadian tersebut bermula ketika dua pelajar, seorang pria berusia 22 tahun dan seorang wanita berusia 21 tahun, datang ke kantor polisi Ulu Tiram pada pukul 02.30 pagi pada tanggal 17 Mei.

“Keduanya datang untuk meminta nasihat dari polisi terkait kasus pelecehan seksual yang terjadi dua tahun lalu,” katanya kepada media lokal.

Seorang pria berusia 21 tahun yang mengendarai sepeda motor kemudian muncul dan pergi ke belakang kantor polisi. Seorang polisi yang memeriksanya, lehernya disayat. “Tersangka kemudian mengambil pistol milik korban. Pada saat yang sama, dua polisi Mobile Patrol Vehicle (MPV) lainnya yang baru saja selesai berpatroli kembali ke kantor polisi. “Salah satu anggota kami tertembak di pipinya dan peluru menembus kepalanya, sementara yang lain tertembak di bahu dan pinggang,” kata Razarudin.

Investigasi polisi mengungkapkan bahwa tersangka, yang tidak memiliki catatan kriminal, melakukan persiapan untuk menghadapi polisi – berdasarkan barang-barang yang ditemukan di tasnya yang ia gunakan sebagai tameng. Ada lembaran seng dan kertas di dalamnya. “Penyelidikan di rumah tersangka juga menemukan teks yang ditempel di dinding,” kata Razarudin, seraya menambahkan bahwa anggota keluarganya berusia antara 19 dan 62 tahun. Ia menambahkan, para mahasiswa tersebut juga ditangkap. “Kasus ini terjadi dua tahun lalu dan mereka berusaha meminta nasihat polisi pada dini hari,” katanya. Razarudin mengatakan kemungkinan motif tersangka adalah mencuri senjata dari kantor polisi untuk tujuan yang tidak diketahui. Polisi juga memeriksa apakah tersangka sedang tidak sehat. Dua polisi yang tewas dalam serangan itu bertugas di kepolisian selama kurang dari dua tahun. Polisi yang terluka berada dalam kondisi stabil, menurut media lokal.

JI dituduh mendalangi beberapa serangan militan paling mematikan di Indonesia, termasuk pemboman klub malam di Bali pada tahun 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang. Beberapa pemimpin senior JI diketahui menggunakan Malaysia sebagai basis operasional. Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim telah menahan ratusan orang karena dugaan aktivitas militan sejak serangan tahun 2016 di Kuala Lumpur dikaitkan dengan ISIS. Penangkapan sebagian besar telah mereda dalam beberapa tahun terakhir setelah tindakan keras regional..

Mabesbharindo Kepri

Komentar